Warga Muslim di Tarongko Gelar Rambu Solo, Dewan Adat: Adat Toraja Untuk Semua Agama
Bahkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tana Toraja, Zainal Muttaqin menyebut, rambu solo yang digelar warga muslim tak lazim.
Penulis: Tommy Paseru | Editor: Saldy Irawan
TRIBUNTORAJA.COM,MAKALE--Warga muslim di Tarongko, Kecamatan Makale, Tana Toraja gelar ritual adat Rambu Solo' atau pesta kematian.
Namun pelaksanaanya memunculkan pro dan kontra ditengah masyarakat.
Bahkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tana Toraja, Zainal Muttaqin menyebut, rambu solo yang digelar warga muslim tak lazim.
Ini lantaran dalam ritual tersebut tersebut ada ritual agama lain.
"Kami memang sepakat waktu itu untuk menolak. Tapi pihak keluarga bilang sudah diizinkan,"
"Tapi nanti kami akan rapat lagi, membahas soal ini," katanya via seluler Senin (13/6/2022) malam.
Ia menjelaskan, Islam memang agama yang penuh toleransi terutama soal kemanusiaan, sosial, pembangunan dan aspek lainnya.
Namun untuk akidah tidak bisa. Tidak ada kompromi.
Sementara, Dewan Masyarakat Adat Nusantara, Eric Crystal Ranteallo mengatakan, adat Toraja untuk semua agama.
Ia menjelaskan, warga muslim yang gelar rambu solo disebut Ma' Tambun atau mengenang kepergian orang yang sudah meninggal dunia.
Namun ritual ini tetap dianggap sebagai rambu solo.
"Jadi adat Toraja ini untuk semua agama, dan selalu ada jalan," ungkapnya saat dikonfirmasi terpisah.
Dalam ritual Ma' Tambun kata dia, juga bisa melakukan pembuatan lantang (pondok) dan menerima tamu.
Namun ada beberapa hal yang diperhatikan. Seperti tidak menyembelih babi.
"Jadi hanya hewan yang dianggap halal saja, misalnya sapi dan kerbau," ucapnya.