Tribun VIP
Ternyata Bupati Bulukumba Andi Utta Pernah Galau Pilih Kuliah atau Lanjutkan Bisnis, Pilihannya?
Tak seperti kebanyakan orang, Andi Utta harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pasca tamat SMA.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Masa tamat SMA adalah masa tersulit yang dialami Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf.
Tak seperti kebanyakan orang, Andi Utta, sapaanya, harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pasca tamat SMA.
Sama seperti siswa pada umumnya, Andi Utta, sempat menikmati masa-masa kuliah setamatnya dari SMA.
Namun, Andi Utta harus menjalani aktivitas perkuliahan sambil merintis usaha yang masih seumur jagung.
Banyak yang ia lakoni, mulai dari usaha di bidang perikanan hingga grosiran.
Andi Utta beruntung banyak mengenal pengusaha Tionghoa di Makassar.
Karena ia banyak belajar dari cara berdagang dari masyarakat Tionghoa.
Namun, ia dihadapkan pada kondisi sulit. Ia harus memilih apakah melanjutkan kuliahnya atau bisnis yang dirintisnya sejak nol.
"Saya memang menemui itu, di mana kuliah saya harus selesai bagaimana saya juga atasi masalah (bisnis) ini di depan mata," cerita Andi Utta saat jadi bintang tamu Program Tribun VIP, Sabtu (4/6/2022) malam.
"Beberapa kali saya benturan dengan ujian, saya harus ekspor dan harus tangani sendiri dan saya tidak sempat ujian. Dan sehingga saya tidak selesai 7 semester," lanjutnya.
Ia harus mengejar target volume ekspor dalam bisnis yang digelutinya.
Sehingga pada akhirnya, ia harus memilih apakah melanjutkan pendidikan tingginya atau bisnisnya.
"Dan itu pilihan, apakah saya tinggalkan pekerjaan saya atau kuliah. Tapi saya pikir tidak mau tinggalkan (bisnis)," jelasnya.
"Dan saya harus perhatikan ini barang, saya harus ekspor saya harus urusi di airport karena semua lewat udara. Itu tahun 90-an. Betul-betul saya kebut," tambahnya.
Pasalnya, ia harus melakukan target ekspor setiap hari.
"Momen itu yang kadang saya sulit pas saya ujian, apa yang bisa saya lakukan. Dan sampai semester tujuh saya masih bisa imbangi, tapi semester delapan sudah tidak bisa imbangi," jelasnya.
Andi Utta harus memilih jalan itu, karena dia tidak ingin kisah sedihnya saat bangkrut di tahun 1988 terulang lagi.
"Saya tidak mau balik lagi ke belakang, saya ngerasain rasa sakit dan tidak mau terulang lagi. Sehingga saya harus pilih, kuliah atau usaha saya. Tapi saya pilih saya punya usaha," tegasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi
Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita