Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Miguel Dharmadjie

Waisak dan Jalan Tengah

Hari Raya Trisuci Waisak 2566 Tahun Buddhis (TB.) Tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 16 Mei 2022 diperingati pada masa multikrisis ini.

Miguel Dharmadjie ST 

Oleh: Miguel Dharmadjie

Penyuluh Agama Buddha Non PNS Sulsel/ Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association)

TRIBUN-TIMUR.COM - Tanpa terasa, tahun ini kita telah memasuki tahun ketiga krisis pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Walaupun sudah mulai sedikit mereda, tetapi Covid-19 masih menjadi suatu ancaman yang patut diwaspadai.

Berbagai krisis yang harus dihadapi umat manusia makin memperparah krisis kesehatan yang berkepanjangan ini. Seperti : pemulihan Covid-19 yang tidak merata, krisis ekologis, perubahan iklim, hingga munculnya berbagai konflik, perpecahan, dan kekerasan.

Hari Raya Trisuci Waisak 2566 Tahun Buddhis (TB.) Tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 16 Mei 2022 diperingati pada masa multikrisis ini.

Hari Raya Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa suci dalam kehidupan Buddha Gotama. Tiga peristiwa suci yang diperingati umat Buddha di Indonesia dan seluruh dunia ini terjadi pada hari yang sama; saat purnama raya di bulan Waisak; dengan tahun yang berbeda.

Kelahiran Pangeran Siddharta Gotama di Taman Lumbini, Nepal (623 SM), Petapa Gotama mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Buddha di Bodhgaya, India (588 SM), serta Kemangkatan Buddha Gotama atau Buddha Gotama Parinibbana di Kusinara, India (543 SM).

Sebagai Hari Buddha, peringatan Hari Trisuci Waisak menjadi kesempatan berharga bagi umat Buddha di manapun berada, untuk selalu mengingat dan semakin menghayati ajaran kebenaran Dhamma. Sehingga dapat mengejawantahkan nilai-nilai Dhamma yang universal sebagai landasan penuntun hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dhamma memuat nilai-nilai universal guna meningkatkan kualitas batin. Untuk mengakhiri penderitaan, Sang Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Mulia sebagai bagian penting dari kebijaksanaan Beliau. Empat Kebenaran Mulia merupakan hasil pengalaman langsung yang diperoleh oleh Sang Buddha dengan usaha-Nya sendiri.

Empat Kebenaran Mulia terdiri dari : Kebenaran Mulia tentang Dukkha, Kebenaran Mulia tentang Asal Mula Dukkha, Kebenaran Mulia tentang Lenyapnya Dukkha, dan Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha.
Jalan menuju lenyapnya dukkha adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan. Sebuah jalan yang memiliki delapan unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Yaitu : pengertian benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, pencaharian benar, daya upaya benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.

Jalan Mulia Berunsur Delapan yang dikenal sebagai Jalan Tengah (Majjhima Patipada), merupakan jalan menuju lenyapnya penderitaan. Ajaran tentang Jalan Tengah yang menjadi panduan hidup bagi umat Buddha ini, memuat nilai-nilai kebenaran yang bersifat hakiki.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, dalam Pesan Vesak 2566 EB / 2022; dari rilis pers di situs web PBB yang dilansir pada Jumat (13/5/2022); mengajak memanfaatkan Waisak sebagai momen pembaruan spiritual. Menghormati kebijaksanaan Buddha dengan bersatu sebagai satu kekuatan, dalam solidaritas, dan membentuk dunia yang lebih baik dan damai bagi semua orang.

Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama dalam “Pesan untuk Perayaan Hari Raya Waisak 2022” menekankan pula pentingnya Empat Kebenaran Mulia.

Ini adalah memudarnya dan berhentinya keinginan yang sama tanpa ada yang tersisa; memberikannya, membiarkannya pergi, melepaskannya, dan tidak lekat padanya. (Dhammacakkappavattana Sutta, 56.11)
“Bagi umat Buddha, Jalan Mulia Berunsur Delapan dapat mengembangkan kasih sayang dan kebijaksanaan untuk terlibat dalam masalah sosial yang menjadi perhatian,” tulis Pesan Waisak dari Vatican itu.

Sang Buddha mengajarkan kehidupan berimbang, dengan prinsip jalan tengah yang menghindari dua cara hidup ekstrem. Yaitu : menuruti hasrat kesenangan indra dan menuruti praktik penyiksaan diri. Untuk dapat hidup berimbang mutlak dibutuhkan pengembangan kebijaksanaan, moralitas, dan keteguhan pikiran.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved