Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Literasi Digital

Parepare jadi Penutup Pelatihan Literasi Digital Japelidi di Sulsel

kali ini Japelidi mengadakan pelatihan serupa di Parepare untuk wilayah Sulawesi Selatan, Sabtu (14/5).

Editor: Muh. Irham
istimewa
Para pembicara dan peserta Penguatan Literasi Digital Pemuda di Indonesia Timur yang digelar di Rujab Wali Kota Parepare, Sabtu (14/52022). Sebelum digelar di Parepare, kegiatan serupa juga digelar di Gowa. 

PAREPARE, TRIBUN - Setelah menggelar Penguatan Literasi Digital Pemuda di Indonesia Timur di Gowa bulan April lalu, kali ini Japelidi mengadakan pelatihan serupa di Parepare untuk wilayah Sulawesi Selatan, Sabtu (14/5).

Agak berbeda dengan Gowa, pelatihan di parepare digelar secara hybrid (blended daring dan luring).
Digelar di Barugae Rujab Walikota Pare-pare, materi diisi oleh empat orang tim Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Digital) yaitu; Novi Kurnia dosen UGM, Rita Gani dosen FIKOM Universitas Islam Bandung, Sitti Utami Rezkiawaty Kamil, Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Halu Oleo, Citra Rosalyn Anwar, dosen Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Makassar, dan Andi Fauziah Astrid Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar selaku moderator.

Penguatan ini, jelas Novi selaku koordinator Japelidi menyebutkan, banyak kasus penyalahgunaan media digital saat ini yang dilakukan masyarakat utamanya remaja.

“Ada kasus bullying remaja, kasus pelecehan seksual, makanya lewa pelatihan seperti ini kami berharap para remaja memiliki kecakapan dalam menggunakan media digital,” jelas Novi yang hadir via zoom.

Novi menambahkan, pelathan ini merupakan program yang kedua dari apa yang telah dilakukan. “Kita sudah FGD dan membuat modul. Pelatihan ini jadi bagian yang kedua. Ada juga lomba atau sayembara yang kita gelar. Informasi lengkapnya silakan melongok ke website Japelidi untuk memahami map digital di Indonesia, paparnya.

Ada empat pilar media digital yang diperkenalkan, yaitu Kecapakan Digital yang dibawakan oleh Sitti Utami, Budaya Digital yang dibawakan oleh Rita Gani, Etis Digital yang dibawakan oleh Citra Rosalyn, dan Aman Digital yang dibawakan oleh Novi Kurnia.

Dihadiri sebanyak 70 orang peserta, pelatihan ini diramaikan dengan pertanyaan seputar cara menghadapi dampak negatif dari media digital.

Seperti yang ditanyakan oleh Fransiska dari Akademi Keperawatan Fatima Parepare. Fransiska menyebutkan banyak kasus yang terjadi di media sosial yang menjadi dampak negatif dari keberadaan media digital.

Citra Rosalyn yang hadir langsung di Barugae memberi penjelasan bahwa etika sehari-hari yang kita terapkan harusnya juga berlaku dengan apa yang dilakukan di dunia digital.

“Jangan merasa karena kita di media sosial jadi gampang menghina orang atau membully orang. Tapi pada saat kita ketemu kita menahan diri. Etikanya harus sama. Jaga jarimu,” paparnya.

Melalui kegiatan ini juga diperkenalkan dua program lainnya, yaitu launching modul baru yang dikeluarkan Japelidi berjudul Lentera literasi digital Indonesia dan pengumuman lomba video kreatif.

Kegiatan ini bekerjasama dengan Konsulat Amerika Serikat yang ada di Surabaya. Ada lima wilayah sasaran kegiatan ini, yaitu Sulawesi Selatan, Maluku, NTT, Kalimantan selatan, dan Bali.

Koordinator Nasional Japelidi, Novi Kurnia menyebutkan target peserta 500 anak muda dengan rentang usia 15-19 tahun.

“Mereka yang membangun bangsa kita untuk lebih maju, maka program pelatihan ini untuk penguatan kawan muda di Indonesia Timur. Tujuannya untuk membantu anak muda di Indonesia Timur dalam mengembangkan kompetensinya di Indonesia timur,” jelasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved