Putin Susun Rencana Baru Saat Lihat Kelakuan Amerika dan Uni Eropa, Bukan Hanya Ukraina Jadi Target
Keputusan Putin itu dilakukan setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyatakan menolak untuk berdamai.
TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin juga sudah menyusun rencana baru soal serangannya ke Ukraina.
Kini Putun bersiap menggelar konflik berkepanjangan di Ukraina.
Keputusan Putin itu dilakukan setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyatakan menolak untuk berdamai.
Sebelumnya, Zelensky dikabarkan menolak untuk tandatangan surat perjanjian perdamaian dengan Rusia.
Rencana baru Putin adalah menarget negara-negara yan turut membantu Ukraina.
Putin menargetkan dapat melemahkan tekad Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa membantu Ukraina.
Bahkan, kemungkinan akan menjadi lebih tak terduga dan meningkat..
Karena Putin menghadapi ketidaksesuaian antara ambisinya dan kemampuan militer konvensional Rusia saat ini.
Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines mengatakan hal tersebut kepada Komite Senat AS di Washington pada Selasa (10/5/2022).
Dilansir AP, Putin memiliki tujuan di luar Donbas, mengukir jembatan darat sepanjang pantai Laut Hitam Ukraina ke wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Rusia di Moldova.
Haines menyebut Putin sangat tidak mungkin mencapai tujuan terakhir itu, yang akan sangat merusak ekonomi Ukraina, tanpa mobilisasi penuh di dalam Rusia, sebuah langkah yang belum dia ambil.
Konflik 75 hari telah berubah menjadi perang gesekan, karena Rusia dan Ukraina percaya akan dapat terus membuat kemajuan secara militer.
"Kami tidak melihat jalur negosiasi yang layak ke depan, setidaknya dalam jangka pendek," kata Haines.
DPR AS memberikan suara 368-57 untuk menyetujui hampir $40 miliar bantuan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina.
Senat kemungkinan akan meloloskan RUU itu minggu ini.
