Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Idul Fitri 1443 H

Kapan Lebaran Idul Fitri? Tak Tunggu Hasil Sidang Isbat, Warga Sholat Ied Minggu, Muhammadiyah Senin

Kapan sebenarnya Lebaran Idul Fitri 1443 H atau 2022? Muhammadiyah pada Senin, NU dan pemerintah masih menunggu hasil sidang isbat. An Nazir pada Ahad

Editor: Edi Sumardi
DOK TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Ilustrasi sholat Idul Fitri di Lapangan Karebosi, Kota Makassar, Sulsel. 

“Artinya, secara hisab pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk kriteria baru MABIMS,” ujar dia di Jakarta pada Senin (25/4/2022), dilansir dari laman Kemenag.

Apabila secara rukyat, hilal terlihat dan benar memenuhi kriteria tersebut, maka Idul Fitri 1443 H akan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Namun, apabila hilal sulit teramati akibat musim pancaroba, kemungkinan pengamat hilal akan mengusulkan istikmal, yakni menggenapkan bulan Ramadhan menjadi 30 hari.

“Apabila pada masa pancaroba saat ini, potensi mendung dan hujan mungkin terjadi di lokasi rukyat. Jadi ada potensi laporan rukyat menyatakan hilal tidak terlihat,” ujar ahli astronomi dan astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin kepada Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Prediksi BRIN dan BMKG

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sendiri memprediksi 1 Syawal 1443 H atau Idul Fitri 1443 H/2022 M akan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

“Secara hisab, posisi bulan pada saat maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat,” ujar ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin, dikutip dari Kompas.com, Kamis, 21 April 2022.

Selain itu, berdasarkan kriteria imkan rukyat atau visibilitas hilal di sebagian wilayah Indonesia saat Maghrib 1 Mei 2022, hilal kemungkinan bisa dirukyat atau diamati dengan menggunakan alat optik seperti binokuler atau teleskop.

Meski demikian, Thomas mengatakan, tetap ada potensi perbedaan perayaan Idul Fitri 2022.

Sementara itu, kepala pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono, memaparkan bahwa Konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum Matahari Terbenam pada hari Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT.

Rahmat juga menjelaskan, waktu terbenam Matahari, paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh).

Sementara itu, tinggi Hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79 derajat di Merauke (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 5,57 derajat di Sabang (Aceh).

Elongasi saat Matahari terbenam terkecil terjadi sebesar 4,88 derajat di Oksibil (Papua) sampai dengan terbesar 6,35 derajat di Sabang (Aceh).

Lalu, umur Bulan saat Matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 12,03 jam di Merauke (Papua) sampai dengan yang tertua sebesar 15,30 jam di Sabang (Aceh).

Baca juga: Pemerintah Tetapkan Awal Ramadhan Belakangan tetapi Kemungkinan Lebaran Bersamaan Muhammadiyah, Ini Penjelasan Kemenag

Lag atau selisih terbenamnya Matahari dan terbenamnya Bulan berkisar antara 19,19 menit di Merauke (Papua) sampai dengan 27,07 menit di Sabang (Aceh).

Kecerlangan Bulan (FIB) saat Matahari terbenam berkisar antara 0,18 persen di Oksibil (Papua) sampai dengan 0,31 persen di Sabang (Aceh).

"Berdasarkan data-data tersebut di atas, pengamatan Rukyat Hilal pada 1 Mei 2022 hilal berpotensi terlihat (teramati), namun tergantung kondisi cuaca saat pengamatan disetiap lokasi pengamatan," ujar Rahmat dikutip dari Kompas.com, Jumat 22 April 2022.(*)

Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved