Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ternyata Ada Negara yang Tak Mau Rusia dan Ukraina Berdamai, Kini Ajak Negara Barat Lakukan Ini

Bukan tanpa alasan. Pasalnya Gelagat itu terlihat dari aksi AS yang terus mengajak negara Barat ikut terlibat dalam perang.

Editor: Ansar
AFP
Tangkapan layar video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia. Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal balistik antarbenua Sarmat, mengatakan rudal yang mampu membawa muatan nuklir itu akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali." 

 AS juga terus mengungkit bagaimana konflik di Ukraina adalah sebuah ancaman nyata bagi AS.

Rusia mengklaim, cara itu dilakukan agar masalah domestik mulai dari politik hingga ekonomi disorot publik.

Ia pun mengaku Rusia tetap bertahan dengan hal itu.

Menurutnya tujuan operasi militer spesial yang dilakukan oleh Rusia bukanlah untuk memusuhi Ukraina.

Namun melindungi rakyat di republik Donetsk dan Lugansk.

Rusia juga ingin menghilangkan ancaman dari Ukraina melalui demiliterisasi dan denazifikasi. 

Duta besar Rusia untuk Amerika Serikat menyebut AS ingin memelihara ketidakstabilan di Eropa.
Duta besar Rusia untuk Amerika Serikat menyebut AS ingin memelihara ketidakstabilan di Eropa.

Rusia kehilangan 70 persen rudal

Rusia disebut telah kehilangan 70 persen rudal berpresisi tinggi sejak dimulainya perang sekitar dua bulan lalu di Ukraina.

Hal ini disampaikan oleh Christo Grozev, seorang jurnalis investigasi Bulgaria dan penyelidik utama Rusia dalam situs web investigasi Bellingcat.

Grozev mengatakan, saat ini Rusia hanya memiliki 30 persen rudal yang bisa digunakan untuk melawan Ukraina.

Lebih lanjut, pria yang bekerja sebagai reporter radio selama era komunis di Bulgaria ini menambahkan, pasukan yang bisa mengoperasikan rudal Rusia hanya tersisa sekitar 30-40 orang.

Baca juga: Rusia Bunuh 5 Orang, Termasuk 2 Anak-anak di Wilayah Donetsk Selama Paskah

"Mereka memiliki sekitar 30 persen dari apa yang mereka gunakan untuk memulai perang."

"Ada juga pertanyaan: siapa yang mengoperasikan rudal ini? Lagi pula, sumber daya yang dapat bekerja dengan rudal ini juga terbatas."

"Intelijen kami menyebut ini sekitar 30 hingga 40 orang," kata Grozev, dikutip dari Ukrinform, Senin (25/4/2022).

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved