Calo CPNS
Dibayar Seharga Satu Unit Rumah Komersil, Polisi Tangkap Dua Calo CPNS di Toraja, Satu Masih Buron
Polisi mengungkap sindikat calo perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2021 di Tana Toraja, Senin (25/4/2022).
Penulis: Tommy Paseru | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Polisi mengungkap sindikat calo perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2021 di Tana Toraja, Senin (25/4/2022).
Dalam kasus ini, dua pelaku berinisial DS dan DW ditangkap.
Sedangkan satu pelaku lagi berinisial M sebagai otak dalam kasus ini masih buron.
Kasat Reskrim Polres Tana Toraja, AKP S Ahmad mengatakan, calo CPNS ini mematok harga sebesar Rp 300 juta atau setara satu unit rumah komersil.
Namun bisa bayar di depan Rp 10 juta, sebagai tanda jadi.
"Pelaku mematok harga Rp 300 juta untuk satu orang. Tapi uang mukanya Rp 10 juta," katanya.
"Kemudian sisanya dibayarkan setelah selesai ujian atau dinyatakan lulus," lanjut Ahmad.
Dalam melancarkan aksinya, pelaku DS dan DW memasangi aplikasi remote access di 16 komputer peserta CPNS.
Aplikasi itu pasang sebelum seleksi dimulai.
Kemudian pelaku M mengontrol atau mengendalikan server dari jarak jauh.
"Jadi M ini otaknya. Dia yang mengendalikan server dari jarak jauh, sehingga peserta memiliki nilai yang tinggi," paparnya.
AKP Ahmad menambahkan, peserta CPNS yang menggunakan jasa calo ini sebanyak 12 orang.
Mereka pun sudah didiskualifikasi oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Sementara, dua pelaku yang ditangkap saat ini mendekam di rutan Polres Tana Toraja.
Mereka disangkakan undang-undang IT dengan ancaman 12 tahun penjara.
Untuk diketahui, beberapa daerah di Sulsel juga mengalami kecurangan saat proses seleksi CPNS 2021.
Diantaranya Makassar, Sidrap, Palopo, Luwu dan Enrekang.
Kabagpenum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengutarakan, pengungkapan kasus kecurangan CPNS ini dilakukan tim Anti-KKN Bareskrim Polri di seluruh Indonesia.
Di mana, kecurangan terbanyak terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Ada sindikat yang bermain pada kejahatan yang terjadi di Sulsel. Kelompok mereka sama dengan yang ada di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah," bebernya melalui press teleconference. (*)
Laporan Kontributor : TribunToraja.Com,@b_u_u_r_y