Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rusia Serang Ukraina Meski Ditentang Negara Lain, Komandan Miiter Bocorkan 'Rahasia' Setelah 50 Hari

Ternyata, Presiden Rusia Vladimir Putin tak mau hentikan serangan ke negara Presiden Volodymyr Zelensky sebelum tujuannya tercapai.

Editor: Ansar
AFP
Tentara Rusia sedang berpatroli di Kota Mariupol, kota yang diklaim telah dikuasai oleh Rusia 

TRIBUN-TIMUR.COM - Hingga kini Rusia terus menyerang Ukraina meski ditentang sejumlah negara.

Ternyata, Presiden Rusia Vladimir Putin tak mau hentikan serangan ke negara Presiden Volodymyr Zelensky sebelum tujuannya tercapai.

Presiden Ukraina juga tak mau menerima kekalahan dan menuruti kemauan Vladimir Putin.

Ternyata tujuan sebenarnya Rusia terus serang Ukraina baru terbongkar setelah 50 hari serangan.

Kini rencana asli Rusia baru terbongkar dan beredar.

Ternyata Rusia berencana untuk mengambil kendali penuh atas Donbas dan Ukraina selatan. sebagai bagian dari tahap kedua operasi militernya.

Hal itu dikatakan komandan komando militer wilayah pusat Rusia, Jumat (22/4/2022), seperti dilaporkan kantor berita Interfax.

Komandan tersebut, Jenderal Rustam Minnekayev mengatakan, Rusia berencana untuk membangun koridor darat antara Krimea, semenanjung Laut Hitam yang dicaplok Rusia pada 2014, dan Donbas di Ukraina timur.

“Sejak awal operasi militer tahap kedua, baru dua hari yang lalu, salah satu tugas tentara Rusia adalah membangun kendali penuh atas Donbas dan Ukraina selatan.

Ini akan memberikan koridor darat ke Krimea, serta mempengaruhi objek vital ekonomi Ukraina,” kata Minnekayev pada pertemuan tahunan Persatuan Industri Pertahanan Wilayah Sverdlovsk.

Kutipan pidatonya diberikan oleh Interfax dan TASS.

Komando Militer wilayah Pusat mencakup lembaga-lembaga yang berada di bawah Kementerian Pertahanan Rusia yang terletak di distrik federal Siberia, Ural, dan Volga.

Markas besar Distrik Militer Pusat terletak di Yekaterinburg.

Donbas adalah dua wilayah yang memerdekakan diri dari Ukraina, dan masing-masing membentuk republik sendiri yaitu Republik Donetsk dan Republik Lugansk.

Rusia mengakui kemerdekaan dua wilayah tersebut dan setuju membantu 'mengusir' keluar 'tentara dan sipil bersenjata asing' yaitu tentara Ukraina dan sipil bersenjata dari kaum ultranasionalis sayap kanan dan beraliran Neo-Nazi.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved