Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anda Bertanya Ustadz Menjawab

Apa Pahala Jika Menyantuni Anak Yatim?

Syiar Ramadan dipandu oleh host, Kinan Aulia. Hadir sebagai narasumber, Dai Cendekiawan Alumni Timur Tengah, Sabaruddin LC.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/KASWADI
Dai Cendekiawan Alumni Timur Tengah, Sabaruddin LC saat jadi narasumber di Syiar Ramadan Kalla Grup episode 19 hadir dengan tema Yatim Fest Ramadan, Kamis (21/4/2022). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Syiar Ramadan Kalla Grup episode 19 hadir dengan tema Yatim Fest Ramadan.

Program ini disiarkan langsung di kanal You Tube dan Facebook Tribun Timur, Kamis (21/4/2022).

Syiar Ramadan dipandu oleh host, Kinan Aulia. Hadir sebagai narasumber, Dai Cendekiawan Alumni Timur Tengah, Sabaruddin LC.

Sabaruddin menyampaikan, dalam Al Quran Allah SWT berfirman, Wahai Muhammad engkau ditanya tentang anak yatim, maka jawabannya adalah berikanlah kehidupan yang terbaik dan layak.

Tentu kegiatan di bulan Ramadan dengan banyaknya festival merupakan kegiatan positif dan patut didukung.

Namun, menyantuni anak yatim jangan hanya dilakukan di bulan Ramadan, tapi dilakukan pula di bulan lainnya. Jangan sampai diharapkan dalam Al Quran memberikan kehidupan yang layak, itu tidak merata.

“Sebab ada 12 bulan dan hanya satu bulan  diberikan. Maka melalui syiar Ramadan membuka hati dan batin kita sehingga festival-festival seperti ini bukan hanya dilakukan bulan Ramadan, tapi juga di luar  bulan Ramadan,” jelasnya.

Semua mendirikan lembaga dan panti asuhan di dalamnya ada anak yatim, maka diberikan berita gembira oleh Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah mengatakan saya bersama orang-orang yang menyantuni anak yatim.

“Orang yang menyantuni anak yatim itu masuk ke dalam surga tempatnya sangat dekat dengan Rasulullah SAW, tidak ada penghalang di antaranya. Jadi para pemerhati anak yatim, ini berita gembira dekat dengan posisinya dengan Rasulullah,” terang tenaga pendidik Sekolah Islam Athirah ini.

Lanjut Sabaruddin, orang menyantuni anak yatim, mendapatkan pahala jihad. Orang berjihad, tidak perlu berperang. Dulu sahabat berjihad dengan peperangan, akan tetapi menyantuni anak yatim sama dengan berjihad.

Tambahnya, orang menyantuni anak yatim mendapatkan amalan jariyah, berkesinambungan.

“Dia meninggal dunia, tapi selalu ada pahalanya mengalir. Sesuai sabda Rasulullah SAW, manusia meninggal dunia terputus amalnya kecuali tiga hal, diantaranya yaitu seorang anak yang senantiasa mendoakan. Mendoakan ini beda waladun dengan ibnun. Kalau waladun anak, tapi bukan anak kandung, namun kita santuni dan dia doakan. Ketika dia doakan maka pahalanya akan terus-menerus,” tuturnya.

Namun, kata Sabaruddin, ada hal harus diperhatikan. Bagi orang menyia-nyiakan anak yatim, maka dosanya merupakan dosa besar.

Di samping pahalanya besar, orang menyia-nyiakan juga dosanya besar. Dalam Al Quran dikatakan, jangan makan  harta anak yatim dalam keadaan zalim. Orang yang memakan harta anak yatim, seperti orang yang memakan bara api.

“Jangan sampai selama ini kita jadikan anak yatim sebagai kedok untuk eksploitasi anak. Bantuan disalurkan pemerintah dan muhsinin dipakai untuk pribadi. Jadi hati-hati,” ucapnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved