Alasan Sebenarnya Joko Suranto Tak Berani Keluar Rumah Setelah Bangun Jalan di Kampung, Hindari Ini
Ia turun tangan bangun rumah lantaran puluhan tahun pemerintah tak pernah menyentuh pembangunan jalan.
TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Joko Suranto akhir-akhir ini menjadi sorotan publik lantaran nekat bangun jalan di kampung.
Joko Suranto berani kucurkan anggaran pribadi demi membangun jalan dengan cara betonisasi.
Anggaran yang dikucurkan Joko Suranto pun tak sedikit, jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
Ia turun tangan bangun rumah lantaran puluhan tahun pemerintah tak pernah menyentuh pembangunan jalan.
Joko Suranto 'Crazy Rich Grobogan' itu membangun jalan di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan.
Aksi Joko Suranto pun turut membuat toko bangunan yang berlokasi di depan rumahnya ketiban rejeki nomplok.
Bagaimana tidak, besi, kawat, plastik, dan lainnya yang digunakan untuk bahan baku pengecoran jalan sejauh 1,8 kilometer dibeli dari toko bangunan tersebut.
Sebagai informasi, jalan yang sudah rusak sejak tahun 1980 itu belum pernah sekalipun diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Grobogan. Sehingga selama ini warga sekitar hanya menerima keadaan saja.

Bahkan, hanya untuk menempuh jarak sejauh 3 kilometer saja membutuhkan waktu sedikitnya dua jam.
Sunarti, pemilik toko bangunan yang bahan bakunya dibeli oleh Joko, mengatakan sempat mendapatkan pesanan besi, plastik, kawat, dan lainnya untuk pembangunan jalan.
"Kalau dikira-kira total belanja bahan baku di toko saya hampir Rp 300 jutaan. Itu dibayarkan secara cash," tegasnya kepada Tribun Jateng, Minggu (17/4/2022).
Meski begitu, Sunarti mau tak mau harus sedikit bersabar karena hampir satu bulan dirinya tidak bisa kirim barang ke pelanggan.
"Ya gimana kan sedang diperbaiki. Tapi gak papa, nanti kalau sudah jadi juga pasti bikin toko tambah ramai," tambahnya.
Pihaknya membuka toko bangunan sejak 2015, karena melihat kebutuhan warga yang terlalu jauh jika harus ke pusat kecamatan.
"Toko bangunan di sini ya cuma ini. Selain itu sebelah sana tapi agak jauh. Atau ke arah Juwangi," bebernya.
Tinggal berhadap-hadapan dengan rumah orang tua Joko, dirinya mengakui jika Crazy Rich Grobogan itu sudah sejak dahulu bersikap dermawan.
"Yang jelas pak Joko baik banget. Itu sudah dari dulu. Tidak baru-baru ini saja," pungkasnya.
Kedermawanan Joko suranto membuat ia layak mendapatkan rasa hormat.
Warga bahkan beencana memberikan kejutan saat nanti ia pulang mudik Idul Fitri.
Kebaikan dan kedermawanan Joko Suranto 'Crazy Rich Grobogan' tidak hanya dilakukan sekali ini saja saat membangun jalan di kampung halamannya di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan.
Sejak masih bekerja sebagai pegawai bank, Joko juga sudah sering membantu warga sekitar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dusun Jetis, Jaswadi saat ditemui tim Tribun Jateng di sebuah warung makan di dekat perlintasan rel kereta api, Minggu (17/4/2022) siang.
Jaswadi mengatakan, selain membantu mengecor jalan, Joko juga sering membantu pembangunan masjid dan mushola.
"Masjid di depan situ bangunan bagian depan yang bantu pak Joko itu. Termasuk masjid dan mushola lain di Kecamatan Karangrayung. Bahkan di luar kecamatan juga pernah," jelasnya.
Masjid di Kabupaten Sragen yang sempat viral karena dirobohkan dan dibohongi oleh seorang oknum donatur pun tak luput dari bantuan Joko.
Setidaknya Joko menyumbangkan Rp 50 juta untuk pembangunan masjid tersebut.
"Masjid yang viral di Sragen itu juga dibantu pembangunannya sama pak Joko. Dia kalau ngasih bantuan sudah dari dulu dan sudah dimana-mana," tegasnya.
Berkat kebaikan Joko, Jaswadi serta warga lain berinisiatif untuk menyambut kedatangan Joko ketika pulang ke kampung halamannya nanti.
Hal itu sebagai wujud terima kasih warga karena sudah meringankan beban mereka.
"Rencananya nanti begitu. Ya sebagai wujud terima kasih kami kepada pak Joko. Sebab, ini sudah ada beberapa warga yang didata juga untuk diberangkatkan umroh," ucapnya.
Karena sudah kenal sejak kecil, Jaswadi tahu nama kecil Joko Suranto yakni Joledong.
Ia pun tak tahu kenapa waktu muda dipanggil nama itu.
Tapi bagi warga kampung itu sudah biasa memiliki nama alias.
"Nama kecil saja. Sekarang tidak mungkin dipanggil itu," jelasnya sembari tertawa.
Ada hal unik dan tak biasa yang pernah dialami Jaswadi kepada Joko.
Saat almarhum bapaknya meninggal, Joko rela terbang dari Bandung menuju ke Grobogan dengan menggunakan helikopter sewaan pulang pergi.
"Itu pertama kalinya ada warga sini pulang kampung naik helikopter. Kebetulan saat itu karena ayahnya meninggal dunia.
Sehingga dia ingin segera pulang untuk bertemu mendiang ayahnya. Warga sini pun kalau ada yang mau naik pasti diajak," tuturnya.
Menurut penuturan Jaswadi, Joko merupakan anak keempat dari lima bersaudara.
Dua kakak perempuannya pernah menjabat sebagai lurah.
Lalu kakak laki-lakinya pernah menjabat sebagai Kapolsek.
"Kalau tidak salah adiknya ikut dia membantu perusahaan yang lain. Keponakannya dia jadi anggota DPRD Kabupaten Grobogan," paparnya.
Jaswadi dan warga lain berharap Joko tetap menjadi sosok yang rendah hati, meskipun namanya sudah dikenal oleh siapapun.
Yang paling dibanggakan olehnya yakni tidak pernah sekalipun lupa dengan kampung halaman.
"Semoga sampai kapanpun tetap seperti ini. Kalau bisa nanti diteruskan ke anak-anaknya," tutupnya.
Tak Berani keluar rumah
Mendapat julukan "crazy rich Grobogan" membuat Joko Suranto awalnya merasa tidak nyaman.
Bahkan semenjak pemberitaan tentang dirinya viral di media sosial ia tidak berani ke luar rumah maupun update status di media sosial pribadinya.
"Kaget juga, saya sampai ngak berani update status. Ngumpet di rumah, saya satu minggu ini sama sekali tidak berani update status.
Karena yaa, bahasa crazy rich itu bikin saya agak ngak nyaman, dan kaget juga dengan viralnya ini," ujarnya saat dihubungi Tribun Jateng, Minggu (17/4).
Namun berkat dukungan dari rekan-rekannya, Joko Suranto perlahan bisa menerima situasi ini.
Diberitakan sebelumnya nama Joko Suranto viral di media sosial. Pasalnya pengusaha properti ini membangun jalan Jetis, Kecamatan Karangrayung, Grobogan sepanjamh 1,8 kilometer menggunakan dana pribadi miliknya.
Tak pelak, aksinya itu membuat dirinya dijuluki "Crazy Rich Grobogan".
Ia bercerita, apa yang dilakukannya ini bukan yang pertama , semenjak menjadi pengusaha tahun 2010 lalu ia selalu menyisihkan uang dari kantong pribadinya untuk hal yang bermanfaat bagi masyarakat umum.
Tercatat sudah ada 30 masjid yang ia bangun dan beberapa perbaikan jalan di lokasi lain.
Di Desa Jetis sendiri merupakan kampung halaman dari Joko. Jalan sepanjang 1,8 kilometer itu diketahui sudah rusak selama sekitar 20 tahun.
Meski sudah rusak dalam waktu yang lama, jalan tersebut tidak kunjung mendapat perbaikan dari Pemerintah setempat.
"Sudah dua kali menanyakan perbaikan ke pemerintah, dari situ mungkin ada pertimbangan lain yasudah mungkin saya diberi kesempatan membuat amal jariah," imbuhnya.
Situasi inilah yang akhirnya membuat Joko rela merogoh kantong pribadinya hingga Rp 2,8 miliar.
Jalan yang melintasi tiga desa (Telawah, Jetis, dan Nampu) itu digarap dengan betonisasi sejak awal Ramadhan hingga target rampung sebelum Idul Fitri 2022
Dijelaskannya, kebahagiaan yang terpancar dari wajah para warga membuat Joko merasa terdorong untuk terus melakukan kebaikan tersebut.
"Menjadi sebuah dorongan, mereka bahagia. Saya nyesel kenapa tidak dari tahun-tahun lalu," ujarnya.
Ia berharap apa yang dilakukannya ini dapat mentriger bagi banyak orang agar jangan takut berbuat baik.
Hampir setiap tahun Joko mengeluarkan uang Rp1 miliar untuk dibelanjakan dalam bentuk perbaikan jalan maupun pembangunan fasilitas umum.
"Malah usaha tumbuh terus, semakin berbagi semakin banyak diberi, saya inget kata bapak saya pagerono omahmu karo mangkok," ujarnya.
Julukan crazy rich Grobogan, membuatnya merasa bahwa Kabupaten Grobogan dianggap remeh. Oleh sebab itu ia menilai bahwa kini saatnya Pemerintah Kabupaten bangkit dengan prestasi-prestasi terbaik.
"Kalau secara personal kaget viralnya semoga jadi kebaikan banyak orang. Saya tidak ingin tindakan saya ini jadi siri jadi saya lakukan diam-diam saja. Tapi barangnya ini kan tidak bisa karena nampak dan memanjang 1,8 kilometer ," ujarnya.
Joko menambahkan, tidak ada pertentangan yang ia terima baik dari keluarga maupun lingkungan luar ketika memutuskan untuk melakukan kegiatan sosial ini. Semua berjalan mulus, bahkan prosedur resminya lakukan mulai dari tingkat camat hingga level kedinasan setempat.
Kini ke depan, ia berencana untuk membeli sebidang tanah untuk dibangun pesantren dan tempat pemakaman bagi orang-orang baik, seperti penghafal al quran.
Ia pun berharap ketika meninggal nanti bisa dikuburkan di sana sehingga bisa berdampingan dengan penghafal al quran dan ada pesantren sehingga masih bisa mendengarkan orang mengaji.
"Kalau ingin berhasil tiga cara berbakti pada orang tua, niatkan selalu untuk bersodakoh, lakukan dari sekarang dan jangan pernah berhenti," pesannya.
Sumber Tribun Jateng