Headline Tribun Timur
Demontrasi Mahasiswa Makassar Riang Gembira, Saling Berbalas Poster Diwarnai Groupie dan Canda Tawa
Demo besar-besaran selamatkan konstitusi di Makassar, Senin (11/4/2022), berlangsung riang gembira.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Demo besar-besaran selamatkan konstitusi di Makassar, Senin (11/4/2022), berlangsung riang gembira.
Mahasiswa dan mahasiswi dari hampir semua perguruan tinggi di Makassa dan beberapa daerah lain di Sulsel turun aksi, Senin (11/4/2022).
Jalan utama di Makassar memang dikuasai mahasiswa. Tapi arus lalulintas justru terbilang lancar, bahkan lengang menjelang waktu berbuka puasa. Khususnya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jl Urip Sumoharjo hingga fly over.
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan karyawan yang berkantor di sekitar Jalan Perintis Kemerdekaan dan tinggal di Tamalate dan Rappocini memang kebanyakan memilih bekerja dari rumah.
Dalam catatan Tribun, inilah demo terbesar di Makassar dan di seluruh Indonesia pasca demo Reformasi.
Mahasiswa di Makassar mulai turun jalan sejak Selasa, 5 April 2022, dan berlangsung setiap yang memuncak pada 11 April 2022.

Informasi yang dihimpun Tribun, eskalasi demo mulai menurun Selasa (12/4/2022) ini. Beberapa pimpinan lembaga kemahasiswaan yang dihubungi mengaku akan konsolidasi dulu setelah demo.
Hanya ada beberapa aktivis buruh yang menyatakan masih akan lanjut demo hari ini.
Lanjut Malam
Demo di Makassar berlangsung hingga malam. Situasi di Jl Sultan Alauddin Makassar sempat mencekam. Polisi bersama warga berusaha membubarkan kerumunan mahasiswa yang terus berorasi.
Puluhan polisi membubarkan mahasiswa dengan menembakkan gas air mata. Sesekali, mahasiswa dan warga menyerang dengan batu juga busur. Aksi saling lempar tak terhindarkan.
"Tahan tembakan. Kita lagi nego pihak kampus," ujar salah seorang petugas kepolisian.
Selain itu, komandan pleton juga mengimbau dengan pengeras suara.
Dia meminta mahasiswa bubar dan segera tinggalkan kampus.
"Sekali lagi kami imbau kepada adik-adik keluar dari kampus. Kami tidak akan melakukan apa-apa, dan kalau ada yang keluar saya jaminannya," teriak seorang polisi.
Polisi juga mengimbau kepada pengendara agar memutar balik.
Sebagian petugas kepolisian mengarahkan agar tidak melintas di depan Kampus Unismuh.
Tuntutan Lokal
Selain tuntutan umum, sesuai kesepakatan nasional, mahasiswa di daerah juga menyerukan tuntutan spesifik sesuai situasi daerah masing-masing.
Puluhan kader HMI Sidrap yang unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sidrap, menuntut penutupan Tempat Hiburan Malam (THM) di Sidrap.
"Masih banyak THM yang terbuka di Kabupaten Sidrap. Mana janji Bupati yang mengatakan akan memberantas THM di Sidrap," tegas Jenderal Lapangan HMI Sidrap, Algazali.
Mereka mengusung tujuh tuntutan. Enam merupakan isu nasional dan satu isu lokal.
"Kami menolak wacana penundaan pemilu, menolak kenaikan harga BBM, dan menolak kenaikan harga bahan pokok," katanya.
Selain itu, mahasiswa juga menolak pemindahan ibukota negara baru.
"Di mana pemindahan tersebut membebankan APBN di tengah krisis & rasio hutang negara yang tinggi serta kami juga menolak kenaikan PPN," tuturnya.
Tuntutan lainnya yakni, mendesak kabinet Jokowi-Ma’ruf melakukan evaluasi dam mencopot menteri-menteri berkinerja buruk.
Sementara mahasiswa Muhammadiyah Sidrap menyerukan tuntutan lokal berupa meminta pengungkapan dalang kecurangan tes CPNS 2021.
Sementara Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Toraja Bersatu menuntut kejelasan SK honorer Lingkup Pemkab Tana Toraja serta meminta pemerintah dan pihak terkait menekan angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Toraja. (*)