Masih Susah Saja Warga Makassar Dapat Minyak Goreng, Pedagang Rela Antre Berjam-jam di Veteran Utara
Masyarakat rela antre berjam-jam di tempat tersebut demi mendapatkan minyak goreng curah dengan harga Rp 77.500 per 5 kg.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Puluhan warga antre minyak goreng curah di salah satu toko di Jl Veteran Utara, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Selasa (5/4/2022) sore.
Masing-masing dari mereka membawa tempat minyak goreng curah.
Ada jerigen 30 liter, jerigen lima liter, galon, botol aqua besar dan berbagai tempat lainnya.
Jerigen mereka dimasukkan ke dalam tali. Lalu pemiliknya meminta antre berdasarkan jerigen yang lebih dulu masuk ke dalam tali.
Sementara penjaga toko tampak berdiri didepan pintu masuk.
Hanya yang memiliki jerigen sesuai urutan di tali.
Masyarakat rela antre berjam-jam di tempat tersebut demi mendapatkan minyak goreng curah dengan harga Rp 77.500 per 5 kg.
Kebanyakan yang mengantre adalah pedagang.
Salah seorang yang antre adalah Rampe. Warga Tallo yang bekerja sebagai penjual gorengan.
Ia sudah antre selama dua jam. Tapi belum juga mendapat giliran.
"Tadi pagi saya ke sini, katanya belum ada. Pas sudah dzuhur saya ke sini lagi, eh sudah banyakmi antrian," kata Rampe.
Rampe rela antre berjam-jam demi mendapatkan minyak goreng dengan harga murah.
Pasalnya, penghasilan utamanya hanya dari menjual gorengan.
"Kalau tidak menjualki gorengan, sudah tidak ada penghasilan di dapat. Jadi biarmi jauhka ke sini antre," katanya.
Di tempat lain, kata Rampe, harga minyak goreng yang ia dapatkan Rp 44 ribu perkemasan. Itupun hanya berisi 160 ml.
"Kalau ini Rp 77.500 kita sudah dapat 5 kg. Kalau di tempat lain, tidak cukup 4 kg baru Rp88 ribu. Baru antre jeki juga," keluh Rampe.
"Berapa memangmi bedanya itu. Mending saya antre di sini," tambahnya.
Rampe datang membawa dua jerigen lima liter. Namun satu jerigennya dikembalikan.
Pasalnya ia tidak memiliki surat izin usaha dari lurah.
"Tidak sempatmeka urus izin usaha di pak lurah. Tapi biarmi, yang penting dapatka dulu 5 kg," katanya.
Warga lain dari Tamalanrea, Suaib juga rela antre sampai berjam-jam.
Ia ke Jl Veteran sejak pagi. Terlebih dulu ke pasar Terong berbelanja.
Kemudian setelah Dzuhur baru mulai mengantre.
Suaib baru mendapatkan 10 kg minyak goreng curah sekira pukul 16.00 wita.
Ia bisa mendapat 10 kg karena telah memiliki surat izin usaha.
"Saya usaha catering di Tamalanrea," katanya.
Semenjak minyak goreng langka, usahanya cukup merasakan dampaknya.
Sehingga Suaib rela mencari tempat penjual minyak goreng murah meskipun jauh dan antre.
"Saya rela antre yang penting ada saya bisa pakai menggoreng kerupuk, dan lauk untuk usaha catering saya," katanya.
Ia berharap kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah ini.
Apalagi saat ini bulan ramadhan, jumlah pemakaian minyak goreng juga semakin bertambah.
"Kami berharap minyak goreng lancar, karena ini masuk sembilan bahan pokok, kasihan kita yang membutuhkan," harapnya.
"Orang besar saja susah dapat, apalagi kita orang kecil," tambahnya.
Di toko tersebut, ada delapan drum minyak goreng curah. Dalam satu drum berisi 180 kg. (*)
Laporan wartawan Tribun Timur, Wahyudin Tamrin