IKA Unhas
IKA Unhas Gagas Kerja Sama Produk Inovasi dengan Unhas, Telah Terbentuk PT Alumni Kampus Merah
PT Alumni Kampus Merah dibentuk setelah Mubes IKA Unhas dan akan menjadi salah satu perusahaan binaan IKA Unhas ke depan.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin, IKA Unhas, DR Ir Andi Amran Sulaeman MP, mengemukakan bahwa pihaknya menyambut baik pelaksanaan Workshop Penyusunan Proposal Program Matching Fund Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Penjajakan Hilirisasi Produk Inovasi dan Mitra.
Dalam acara Coaching Clinic Proposal Program Kerja Kedaireka Matching Fund 2022, yang digelar di Swiss-Berhotel, Makassar, Selasa (22/3/2022) malam, itu, Andi Amran Sulaiman diwakili Bachrianto Bachtiar.
Pada sambutannya yang diwakili oleh Bachrianto Bachtiar, Ketua Umum IKA Unhas mengemukakan, bahwa pihaknya bersedia dan menyambut baik gelaran yang dilaksanakan oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama Prof Dr M Nasrum Massi PhD.
Turut hadir Dirut PT Alumni Kampus Merah, Salahuddin Alam.
PT Alumni Kampus Merah dibentuk setelah Mubes IKA Unhas dan akan menjadi salah satu perusahaan binaan IKA Unhas ke depan.
“Dana Matching Fund meningkat dari Rp250 miliar menjadi Rp1 Trilyun tahun ini. Berharap proposal Unhas yang diterima juga lebih banyak dari yang lalu,” kata Prof Nasrum Massi.
Bachrianto Bachtiar memastikan akan terjalin kerja sama apik antara Rektor Unhas yang baru Prof Dr Jamaluddin Jompa dengan Ketua IKA Unhas yang baru Andi Amran Sulaiman.
“IKA Unhas telah membentuk dua perusahaan. Salah satu tujuannya adalah untuk menggerakkan perusahaan yang merangkul alumni. Rektor baru dan Ketua IKA baru bisa lebih bersinergi untuk mengembagkan alumni Unhas,” jelas Bachrianto Bachtiar.
Rektor Unhas terpilih Prof Dr Jamaluddin Jompa mengingatkan pentingnya kerja sama dan kolaborasi dalam riset dan tindak lanjut hasil riset.
“Agar Perguruan tinggi tidah menuju ke lembah kematian karena hasil-hasil riset tidak dilanjutkan ke dunia industry,” kata Prof Jamaluddin Jompa.
Menurut Prof Jamaluddin Jompa, Indonesia merupakan negara yang paling rendah konstribusinya terhadap riset, yakni baru 0,3% dari GDB.
“Bandingkan dengan Amerika yang mencapai 2,3% dari GDB,” ujar Prof Jamaluddin Jompa. Salah satu penyebabnya, lanjut Prof Jamaluddin Jompa, karena industry di Indonesia konstribusinya masih sekitar 10%.
“Salah satu penyebabnya karena dunia usaha belum percaya sepenuhnya terhdap hasil-hasil riset dunia perguruan tinggi,” tegas Prof Jamaluddin Jompa.
Dalam acara itu, Guru Besar Unhas Prof Dr Wardihan Sinrang mengatakan Science Tekno Park (STP) sangat diminati.
“Sudah ada 200-an industry yang sudah bergabung dengan Science Tekno Park (STP) Unhas
Program unggulan yang sementara dijalankan sekarang adalah Program Desa Inovatif,” kata Prof Wardihan Sinrang.(*)