Tidak Puas Atas Kekalahan PSM 1-3 dari Persija, Joop Gall Blak-blakan Soal Strategi
PSM harus telah pil pahit usai kalah 1-3 dari Persija di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Senin (21/3/2022).
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, DENPASAR - Pelatih PSM Makassar, Joop Gall tidak puas atas kekalahan timnya pada pekan ke-32 Liga 1 2021-2022.
PSM harus telan pil pahit usai kalah 1-3 dari Persija di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Senin (21/3/2022).
Padahal PSM memimpin lebih dulu di menit 15. Yakob Sayuri sukses menjebol gawang Andritany Ardiansyah.
Namun, tim Macan Kemayoran tak pantang menyerah. Kebobolan satu gol dibalas dengan tiga gol ke gawang PSM.
Gol dicetak Makan Konate di menit 33, Irfan Jauhari menit 45 dan Taufik Hidayat menit 58.
"Kita tidak puas dengan hasil ini. Di awal pertandingan kita memulai dengan baik, kita mengontrol permainan. Saya cukup nyaman, bagaimana kita bermain dan mengontrol permainan.
Buah dari permainan tersebut, kita memimpin 1-0 lewat Yakob," tuturnya saat jumpa pers usai pertandingan.
Setelah unggul 1-0, para pemainnya harus tetap mengontrol permainan. Menjaga hasil tersebut, paling tidak sampai babak pertama selesai.
Apa lagi, pemain tetap tampil disiplin, tetapi pelanggaran tidak perlu kerab dilakukan, berbuah tendangan bebas.
Setiap tendangan bebas dimiliki Persija selalu berbahaya. Terbukti gol penyama kedudukan 1-1 dari tendangan bebas.
"Cara bagaimana kita bertahan pada saat free kick tersebut kita harus kecewa," aku pelatih berkebangsaan Belanda ini.
Hasil imbang 1-1 harusnya, sambung Joop Gall menjadi hasil adil di babak pertama. Namun, anak asuhnya kecolongan di menit akhir babak pertama.
Irfan Jauhari berhasil maksimalkan ruang kosong di lini pertahanan PSM untuk balikkan keadaan.
"Saat skor 1-1, itu hasil yang mungkin fair yang kita bawa ke ruang ganti. Namun, di akhir babak pertama, gelandang kita keluar dati posisinya untuk berikan menekan pemain lawan yang menguasai bola. Namun, meninggalkan lawannya bebas".
"Ini tidak perlu kita lakukan, ini membuat lawan bebas satu orang. Ini harus ditutupi oleh satu orang yang akan meninggalkan pemain seharusnya dijaga.
Secara psikologi itu sangat berbahaya dan berbuah gol kedua bagi Persija. Secara psikologis ini berat dibawa ke ruang ganti," jelasnya.
Di babak kedua, kembali terjadi gol berawal dari tendangan bebas. Bahkan, tak ada menyentuh bola. Terlalu gampang bola masuk.