Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

MotoGP Mandalika

Roy Suryo Lagi-lagi Nyinyiri Pawang Hujan MotoGP Mandalika, Kini soal Bayaran Rara: Uang dari Mana?

Roy Suryo menyoroti aksi pawang hujan MotoGP Mandalika Rara Isti Wulandari (Rara Istiati Wulandari). Kini pertanyakan sumber uang untuk bayar Rara.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo (istimewa) dan Rara Isti Wulandari Pawang Hujan MotoGP Mandalika 2022 (Facebook Rara Isti Wulandari). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pakar Telematika Roy Suryo tak hentinya menyoroti pawang hujan MotoGP Mandalika.

Sebelumnya, pantauan Tribun-timur.com di akun Twitter @KRMTRoySuryo2, Roy Suryo menyoroti aksi pawang hujan Rara Isti Wulandari (Rara Istiati Wulandari) di sirkuit Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, Minggu (20/3/2022)

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengisyaratkan Rara gagal dalam tugasnya.

Ia menyebut pawang hujan yang sukses itu jika dari awal tidak hujan.

Baca juga: Roy Suryo Nyinyiri Pawang Hujan MotoGP Mandalika, Dibalas Netizen Jejak 100 Pawang Hujan Era SBY

Yang terbaru, Roy Suryo mempertanyakan soal bayaran pawang hujan tersebut.

"Kesimpulannya, "Pertunjukan" Pawang2an kemarin SUKSES mendpt Bayaran besar

(Ratusan juta, Uang dari mana? APBN?),

Menorehkan Nama Orang Indonesia di Pemberitaan2 LN (bahkan Melebihi yg Sebenarnya "Pengin tampil")

& Menghibur Rakyat +62 sejenak dari berbagai Kasus2 besar. AMBYAR.," tulis Roy Suryo, Selasa (22/3/2022) pukul 12.34 dini hari, dikutip Tribun-timur.com.

Bayaran Pawang Hujan MotoGP Mandalika

Lantas berapa bayaran pawang hujan MotoGP Mandalika Rara Istiati Wulandari?

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (20/3/2022), untuk menjadi pawang hujan, Rara mengaku dibayar dengan sistem kontrak. Bayarannya sekitar Rp 5 juta dalam setiap kegiatan. 

Jika misi yang diberikan gagal, maka ia akan dibayar separuh atau 50 persen saja.

Begitu juga saat ia bertugas di MotoGP Mandalika ini, Rara yang sudah menjadi pawang hujan sejak usia 9 tahun ini mendapat upah Rp 5 juta per harinya.

“Saya dibayar Rp 5 juta sehari,” kata Rara, dilansir dari Kompas TV, Minggu (20/3/2021).

Untuk MotoGP Mandalika ini, Rara bekerja atau dikontrak selama 21 hari, terhitung sejak 1 Maret 2021.

Berarti tinggal dikalikan saja, maka perkiraan Rara mendapat bayaran 21 hari×Rp 5 juta, yakni sekitar Rp 105 juta.

Kendati bayarannya cukup besar, Rara mengaku untuk bayaran yang didapatkan, pekerjaan yang diemban juga tidak mudah.

“Ya kerjanya ya lek-lekan (tidak tidur) siang malam,” ujarnya.

Terkait pekerjaannya, Rara mengaku tak hanya ditugasi untuk memindahkan lokasi hujan, tapi juga untuk menurunkan hujan. Ini semua tergantung dari kebutuhan kegiatan.

“Karena memang programnya aspal tidak boleh terlalu panas. Kan agar agregat (aspalnya) tidak mengelupas, kita harus di bawah 50 derajat Celsius. Waktu pagi itu diminta untuk cerah ceria, sedikit gerimis,” urainya. 

Pada 9-11 Maret 2022 lalu, Rara juga diminta untuk menurunkan gerimis di area sirkuit.

Hal ini untuk mendinginkan suhu aspal yang belum lama diaspal.

Sebelum gelaran utama MotoGP Indonesia, Minggu (20/3/2022), Rara juga sudah terlibat dalam gelaran pramusim MotoGP selama 3 hari bulan Februari lalu.

Roy Suryo Nyinyiri Pawang Hujan MotoGP Mandalika

Diberitakan Tribun-timur.com sebelumnya, Roy Suryo menyoroti aksi pawang hujan MotoGP Mandalika yang bernama Rara Isti Wulandari (Rara Istiati Wulandari) 

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu beberapa kali memposting terkait aksi pawang hujan MotoGP Mandalika lewat akun Twitter @KRMTRoySuryo2.

"Jadi dlm Gelaran yg juga Menghabiskan Uang Rakyat 2.5T APBN (diluar Beaya Teknis Race & Bangun Sirkuit) tsb,

Selain Sorak-sorai saat Miguel Oliviera menang, juga "Sorakan" saat Rara Isti Wulandari ini melintas depan Podium.

"MEMBANGGAKAN" kata Angie Ang, Reporter Lapangan.

AMBYAR," tulis Roy Suryo, Minggu, pukul 6.38 sore dikutip Tribun-timur.com.

Cuitan Roy Suryo disertai aksi Rara Isti Wulandari saat hujan mengguyur Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) kemarin.

Pada postingan selanjutnya, Roy Suryo menyebut pawang hujan yang sukses itu jika dari awal tidak hujan.

"Saya lahir di lingkungan yg tdk asing dgn Adat & Budaya Adiluhung,

Soal "Ritual" memang ada, tetapi TIDAK utk DIPERTONTONKAN Vulgar & terkesan "menantang" Kehendak Allah SWT begini.

Namanya Pawang SUKSES kalau dari AWAL Tidak Hujan, kalau sdh 1 JAM ya InsyaaAllah REDA.

AMBYAR," tulisnya, pukul 8.30 malam.

Cuitan tersebut disertai capture status Twitter MotoGP on BT Sport @btsportmotogp Minggu pukul 2.17 siang yang bertuliskan "Pulanglah Dukun, kami tidak membayarmu untuk ini".

Postingan Roy Suryo tersebut pun langsung ramai dibalas netizen.

Salah satunya pemilik akun @anton_lusi yang membalas dengan menyertakan capture cuitan Twitter @btsportmotogp Minggu pukul 3.57 sore bertuliskan "Ketika kami sangat membutuhkannya. Terima Kasih, Dukun (emoji kambing)".

"Ujung-ujungnya terimakasih," tulis pemilik akun @anton_lusi.

Ada juga pemilik akun @verdi_7 yang membalas cuitan Roy Suryo dengan membagikan jejak pawang hujan di era SBY.

"Kalo meludah jangan ke langit, kena muka sendiri," tulis pemilik akun @verdi_7, pukul 6.54 malam.

Cuitan pemilik akun @verdi_7 itu membagikan postingan pemilik akun Twitter @Adi_8002.

"Kadrun nyinyir ada ritual pawang hujan di Moto GP Mandalika.

Padahal dulu era SBY, tiap kunjungan ke daerah⊃2;, ini pleciden lebih memalukan.

Kunjungan Madura, Jambi, Makassar bahkan ke kampungnya sendiri di Pacitan, gak ketinggalan selalu ada pawang hujan (emoji)," tulis pemilik akun Twitter @Adi_8002.

Tampak pemilik akun @Adi_8002 membagikan capture artikel berita tentang pawang hujan di era SBY.

Salah satunya artikel tentang 100 pawang hujan yang disiapkan saat SBY berkunjung ke Sumenep pada 2013 silam.

Dilansir Tribun-timur.com dari artikel Kontan.id berjudul Sambut SBY, Sumenep siapkan 100 pawang hujan, Pemkab Sumenep, ternyata tidak hanya menyiapkan pasukan keamanan untuk menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (4/12/2013).

Mereka juga sudah menyiapkan "pasukan" pawang hujan untuk mengantisipasi turunnya hujan saat kunjungan Presiden SBY ke Sumenep.

Sufianto, Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Sumenep, mengatakan, pawang hujan yang dikerahkan jumlahnya mencapai 100 orang.

Mereka berasal dari beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Kalianget, Talango, Gapura, Batu Putih, Dasuk, Ambunten, Pasongsongan, dan Kecamatan Rubaru.

"Mereka akan menjalankan tugasnya di masing-masing kecamatan sesuai dengan tempat tinggalnya," ungkap Sufianto, Selasa (3/12/2013).

Pawang hujan itu, kata Sufianto, akan mengendalikan hujan saat Presiden SBY berkunjung ke Sumenep.

Dengan demikian, agenda SBY di Sumenep bisa berjalan lancar tanpa gangguan.

Namun, kalau nantinya tetap turun hujan, pihaknya tidak akan menyalahkan pawang hujan karena mereka hanya berusaha dan memohon.

Selain pawang hujan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan Presiden SBY juga semuanya sudah disiapkan secara matang berdasarkan petunjuk dari Sekretariat Negara. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin, Kompas.com/ Luthfia Ayu Azanella, Kontan.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Klasemen MotoGP 2022

1

Francesco Bagnaia

Ducati Lenovo Team
467
2

Jorge Martin

Prima Pramac Racing
428
3

Marco Bezzecchi

Mooney VR46 Racing Team
329
4

Brad Binder

Red Bull KTM Factory Racing
290
5

Johann Zarco

Prima Pramac Racing
221
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved