Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

PSM Takluk 1-3 dari Persija, Syamsuddin Umar: Laskar Pinisi Kerap Main Bagus, Kadang Jelek Sekali!

PSM Makassar harus menelan kekalahan 1-3 dari Persija Jakarta pada pekan ke-32 Liga 1 2021-2022. Kekalahan kesebelasa harus diterima Laskar Pinisi.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
dok tribun
Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar 

TRIBUN-TIMUR.COM, DENPASAR - PSM Makassar harus menelan kekalahan  1-3 dari Persija Jakarta pada pekan ke-32 Liga 1 2021-2022.

Hal ini merupakan kekalahan kesebelasan yang harus diterima Laskar Pinisi musim ini.

Laga kedua tim berlangsung di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar pada  Senin (21/3/2022).

PSM sempat unggul lewat Yakob Sayuri (15). Namun, Persija berbalik menang berkat gol Makanan Konate (33), Irfan Jauhari (45) dan Taufik Hidayat (58).

Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar menilai beberapa pertandingan PSM tidak pernah konsisten bentuk bermainnya.

Kerap bagus sekali, biasa-biasa saja dan kadang sangat jelek.

Dia melihat, lini antar lini dan jarak antar pemain sangat longgar.

Ketika diserang lawan, lini tengah tidak melapis. Makannya lini belakang begitu diserang sangat longgar.

"Jaraknya agak jauh antara pemain dengan pemain. Tidak ada semacam satu area, di mana PSM bertahan, di mana lapangan tengah dan bagaimana menyerang," jelasnya melalui telepon, Selasa (22/3/2022).

Dampaknya, jikalau PSM menyerang, mereka tak bisa menyerang dua atau kali. Begitu menyerang dan kalah bola, pemain langsung kembali ke areanya.

Lanjutnya, pemain lapangan tengah jarang memainkan bola di lapangan tengah di suatu area tertentu.

Padahal itu untuk atur ritme. Bagaimana menjaga keseimbangan antara menyerang, bertahan dengan transisi.

"Kemarin (lawan Persija) kelihatan sekali lapangan tengah longgar. Mudah sekali di masuki di antara pemain. Jarak antara depan, tengah dan belakang sangat berjauhan, sehingga kalau diserang sangat berbahaya karena tidak ada yang back up".

"Tidak ada halangi di gelandang, tidak ada halangi di penyerang, sehingga lewat bola di penyerang langsung gelandang. Lewat bola di gelandang, langsung pertahanan. Lewat pertahanan berhadapan dengan penjaga gawang. Itu berat. Ini harus dibenahi," terang eks pelatih yang bawa PSM juara Liga Indonesia 1999-2000.

Dua Gol Persija Masuk dengan Mudah

Dua dari tiga gol yang disarangkan Persija ke gawang PSM melalui proses hampir sama, berawal dari free kick diakhiri dengan sekali sentuhan.

Syamsuddin Umar hal tersebut tak lepas dari jarak antar pemain yang longgar, sehingga antisipasi terlambat. Tidak ada yang melapis.

Jika bermain sepak bola, terangnya, harus rapat antar lini maupun pemain.

Kalau bertahan di lapangan tengah palingan 30 meter. Di situ pemain berduel dalam perebutan bola.

Jika ingin menyerang berkali-kali jangan lewat 30 meter.

Sedangkan PSM jika bertahan, mereka mundur sampai depan gawang. Dampaknya jika pemain lawan lepas langsung berhadapan dengan penjaga gawang.

"Tidak ada kesempatan penjaga gawang. Padahal fungsi penjaga gawang area 16  itu menjadi area untuk memotong bola serangan lawan," bebernya.

Harusnya, menurut Syamsuddin Umar, ketika latihan semua faktor sudah bisa diantisipasi.

Contohnya ketika tendangan sudut diperoleh lawan, sudah harus siapkan taktik jika bola diarahkan ke gawang dekat atau gawang jauh serta bola berada di garis penalti.

"Semua ada desain untuk antisipasi, sehingga kemungkinan bola yang akan terjadi ada alternatifnya," ucap mantan Kadispora Sulsel ini. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved