Nasib Pejabat yang Temani Presiden Jokowi Kemah di IKN, Bambang Soesatyo Sampai Curhat soal Makanan
Pejabat yang gabung dengan Jokowi di IKN yakni Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo alisa Bamsoet.
TRIBUN-TIMUR.COM - Beberapa menteri hingga pejabat lainnnya bertahan di lokasi kemah di Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Pejabat yang gabung dengan Jokowi di IKN yakni Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo alisa Bamsoet.
Beberapa pembantu Presiden di Kabinet Indonesia Kerja juga ikut mendampingi Jokowi.
Mereka adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Bappenas Suharso Monoarfa, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, dan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe.
Namun saat sedang bermalam, Bamsoet sempat curhat soal kondisi tenda hingga makanan yang disediakan.
Baca juga: Jokowi dan Menteri Berunding saat 33 Gubernur Kabur Gegara Tak Tahan di Lokasi Kemah IKN, Bahas Apa?
Baca juga: Jokowi Ditinggal Pergi 33 Gubernur di Titik Nol IKN Nusantara, Ini Alasannya
"Kita semua menginap menggunakan tenda sederhana yang telah disiapkan," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (14/3/2022).
"Kegiatan berkemah dan bermalam di IKN ini merupakan simbol awal pembangunan IKN Nusantara," lanjut dia.
Bamsoet menyebut, rombongan yang ikut berkemah bersama Presiden memang dibatasi, mengingat lokasi tempat berkemah itu yang memang terbatas.

"Memang tidak banyak yang ikut bermalam dan berkemah.
Hal ini karena lokasi berkemah yang terbatas hanya berbentuk kontur tanah yang becek jika hujan," kata Bamsoet.
Bahkan ia menyebut fasilitas yang disediakan juga sangat terbatas.
"Hanya ada tempat tidur di dalam tenda, tanpa AC. Makanan pun hanya kue dan buah. Kalau lapar kita dapat Pop Mie," ujarnya.
Baca juga: Penyebab Gubernur Sulteng Tiba-tiba Pingsan Usai Hadiri Ritual di IKN Nusantara
Baca juga: Anies Bawa Tanah dari Kampung Akuarium Korban Gusuran Ahok ke IKN, Ternyata Ini Tujuan Sang Gubernur
Sebelumnya kegiatan berkemah dan bermalam di Titik Nol IKN itu direncanakan juga akan diikuti oleh para gubernur se-Indonesia.
Namun pada akhirnya hanya Gubernur Kalimantan Timur yang ikut bermalam di sana.
Sementara para gubernur lain kembali ke daerahnya masing-masing setelah mengikuti kegiatan prosesi penyatuan tanah dan air di titik nol IKN pada Senin (14/3/2022) siang.

Bamsoet menyebut Titik Nol merupakan referensi koordinat pembangunan kompleks Istana Negara dan pusat pemerintahan di kawasan Inti pusat pemerintahan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Wilayah IKN Nusantara sendiri berada di sebelah utara Kota Balikpapan dan sebelah selatan Kota Samarinda.
Baca juga: Ternyata Lokasi Kemah Presiden Jokowi di IKN Kaltim Masuk Zona Berbahaya, Penyakit Ini Mengintai
Baca juga: Ternyata Lokasi Kemah Presiden Jokowi di IKN Kaltim Masuk Zona Berbahaya, Penyakit Ini Mengintai
"Secara administratif, IKN Nusantara terletak di dua kabupaten existing, yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara tepatnya di Kecamatan Penajam dan Sepaku.
Serta di Kabupaten Kutai Kartanegara tepatnya di Kecamatan Loa Kulu, Loa Janan, Muara Jawa, dan Samboja.
Luas wilayah darat mencapai 256.142 hektare dan luas wilayah perairan laut mencapai 68.189 hektare," kata Bamsoet.
Gubernur pingsan usai ritual
Presiden Joko Widodo melaksanakan ritual penyatuan tanah dan air di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022).
Usai ritual tersebut, Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura, yang ikut hadir dalam acara itu, tiba-tiba pingsan. Ia kemudian dibopong ke tenda untuk mendapatkan perawatan karena lemas.
"Ya sempat pingsan tadi. Enggak dibawa ke rumah sakit. Ditangani di sini saja, lengkap alat kesehatan," ujar Kepala Biro Adpim Setprov Kaltim, Ivan Syafranudin, Senin (14/3) siang.
Dia menerangkan saat Gubernur Rusdy itu pingsan, yang bersangkutan langsung mendapatkan penanganan oleh tim medis yang memang siaga sejak acara Kendi Nusantara dimulai.
Prosesi tersebut berada di bawah dan setelah usai para peserta kegiatan melewati tanjakan.
"Pingsan sebentar saja. Kelelahan kan naik tanjakan. Jadi maklum saja," terang juru bicara Pemprov Kaltim ini.
6 Gubernur Tak Hadir
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melangsungkan prosesi penyatuan tanah dan air di Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022) pagi.
Sejumlah pejabat turut hadir dalam kegiatan tersebut, termasuk para gubernur se-Indonesia.
Sayangnya, ada enam gubernur yang absen alias tidak hadir dalam prosesi tersebut.
Kondisi kesehatan menjadi alasan ketidakhadiran para kepala daerah ini.
"Semua izin karena kondisi kesehatan kurang fit, karena kondisi kesehatannya," ujar Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres), Heru Budi Hartono dikutip dari Kompas.com.
Siapa saja enam gubernur yang tidak hadir? Inilah sosok mereka sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com:
1. Gubernur Papua, Lukas Enembe
Gubernur Papua, Lukas Enembe tidak hadir dalam prosesi penyatuan tanah dan air di IKN.
Ia diwakili oleh Asisten Bidang Administrasi Umum Sekda Papua, Y Derek Hagemu.
Lukas Enembe adalah Gubernur Papua dua periode yakni tahun 2013-208 dan periode 2018-2023.
Sebelum menjadi gubernur, Lukas Enembe pernah menjadi Bupati Puncak Jaya.
Pria kelahiran Tolikara, Papua pada 27 Juli 1967 itu dikenal sebagai kader Partai Demokrat.
Namun pada Pilpres 2019, Lukas Enembe justru mendukung Jokowi walaupun partainya saat itu mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
Bahkan ia menjanjikan 3 juta suara untuk Jokowi-Ma'ruf dan terbukti, pasangan nomor urut 1 itu mendapat suara 3.021.713, Prabowo hanya 311.352.
Alasan Lukas Enembe mendukung Jokowi karena hanya mantan Gubernur DKI Jakarta yang memahami masalah Papua.
Lukas Enembe sempat menjadi sorotan karena pergi ke Papua Nugini melalui jalur tak resmi untuk berobat sehingga dideportasi oleh pemerintah setempat.
2. Gubernur Banten, Wahidin Halim
Gubernur Banten, Wahidin Halim juga tidak menghadiri prosesi dan digantikan Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy.
Andika Hazrumy menyerahkan tanah serta air kepada Presiden Jokowi.
Wahidin Halim merupakan Gubernur ke-4 Provinsi Banten dan menjabat selama periode 2017-2022.
Pria kelahiran Tangerang, pada 14 Agustus 1954 mengawali kariernya dari bawah.
Ia pernah menjadi kepala desa, lurah, camat, kepala dinas, serta Wali Kota Tangerang selama dua periode, yaitu 2003-2008 dan 2008-2013.
Wahidin Halim juga pernah menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 dari Fraksi Demokrat.
Pada Pilkada 2012, Wahidin Halim pernah mencoba peruntungannya sebagai calon gubernur.
Sayangnya, ia gagal melawan Ratu Atut Chosiyah yang berpasangan dengan Rano Karno.
Lima tahun kemudian atau pada Pilkada 2017, ia mencoba kembali peruntungan sebagai calon gubernur dan sukses melenggang menjadi orang nomor satu di Banten.
Berpasangan dengan Andika Hazrumy, mereka mengalahkan kandidat lain yakni Rano Karno dan Embay Mulya Syarif.
3. Gubernur Bali, Wayan Koster
Gubernur lain yang tidak hadir dalam kegiatan di IKN adalah Gubernur Bali, Wayan Koster.
Adapun Wakil Gubernur Bali, Oka Artha yang mewakili Wayan Koster menyerahkan tanah dan air kepada Presiden.
Wayan Koster adalah Gubernur Bali periode 2018-2023 menggantikan I Made Mangku Pastika yang telah menjabat selama dua periode.
Sebelum menjadi gubernur, Wayan Koster dikenal sebagai politikus PDIP dan sudah tiga kali berturut-turut menjadi anggota DPR RI mewakili Bali, yaitu pada 2004, 2009, dan 2014.
Wayan Koster kemudian mencoba peruntungannya dengan bertarung sebagai kontestan dalam Pilgub Bali 2018.
Berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, mereka berhasil menduduki kursi gubernur dan wakil gubernur.
Selain dikenal sebagai politikus, ternyata Wayan Koster juga pernah berkecimpung di dunia pendidikan.
Ia bahkan pernah menjadi peneliti hingga dosen di berbagai universitas negeri dan swasta sebelum terjun ke dunia politik.
4. Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan
Daftar gubernur yang tidak hadir di IKN adalah Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan.
Erzaldi Rosman batal hadir karena harus menjalani isolasi mandiri (isoman).
Sehingga Wakil Gubernur Bangka Belitung, Abdul Fatah yang menyerahkan tanah kepada Jokowi.
Erzaldi Rosman Djohan menjabat sebagai Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang menjabat sejak 12 Mei 2017.
Sebelumnya, pria kelahiran Pangkalpinang, 31 Oktober 1969 itu pernah menjabat sebagai Bupati Bangka Tengah dua periode yakni 2010–2017.
Ia juga pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode 2004-2005 dan Wakil Bupati Bangka Tengah (2005-2010).
Di Pilkada Bangka Belitung 2017, kader Partai Gerindra itu berpasangan dengan Abdul Fatah.
Sebelum menjadi kader Gerindra, Erzaldi Rosman Djohan pernah bergabung dengan Partai Golkar.
5. Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie
Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie juga tak hadir dalam prosesi penyatuan air dan tanah.
Dia digantikan Wakil Gubernur Idris Rahim yang menyerahkan air dan tanah kepada Presiden.
Rusli Habibie adalah Gubernur Gorontalo dua periode, yaitu 2012-2017 dan 2017-2022.
Ia mengawali kariernya dengan menjadi karyawan di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara pada 1992-1998.
Setelah itu, ia menjadi Direktur PT Cahaya Mandiri Persada pada 1999-2008.
Pada 2008, ia mulai terjun ke politik dengan mencalonkan diri sebagai Bupati Gorontalo Utara.
Ia memenangi Pilkada dan terpilih sebagai Bupati Gorontalo Utara.
Saat jabatannya belum selesai, ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Gorontalo pada 2012.
Ia menang dan terpilih sebagai Gubernur Gorontalo periode 2012-2017.
Di Gorontalo, Rusli Habibie dikenal sebagai "Bapak Pembangunan Gorontalo dan Gubernur 5000".
Rusli Habibie sempat menjadi sorotan karena mengaku tersinggung dengan aksi Menteri Sosial Tri Rismaharini yang marah-marah kepada pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Gorontalo.
Dikutip dari laman resmi Pemprov Gorontalo, Sabtu (2/10/2021), Rusli mengaku tersinggung dengan tindakan Risma yang emosional dan menunjuk-nunjuk warganya.
6. Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran
Terakhir, Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran melengkapi daftar enam gubernur yang tidak menghadiri prosesi penyatuan air dan tanah di IKN.
Sugianto Sabran diwakili Wakil Gubernur Edy Pratowo untuk menyerahkan air dan tanah kepada Presiden.
Sugianto Sabran adalah Gubernur Kalimantan Tengah dua periode, yaitu 2016–2021 dan 2021-sekarang.
Sebelum menjadi gubernur, pria kelahiran Sampit, 5 Juli 1973 itu merintis kariernya di perusahan sawit di Kalimantan Tengah.
Sukses menjadi pebisnis, Sugianto terjun ke dunia politik dan bergabuk dengan PDI Perjuangan.
Ia pernah menjadi anggota DPR periode 2009-2014.
Di DPR, mantan suami artis Ussy Sulistiawaty itu duduk di Komisi IV DPR yang mengurusi masalah kehutanan, pertanian, pangan.
Pada 2010, Sugianto maju di Pemilukada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, berpasangan dengan Eko Soemarno.
Lawan Sugianto saat itu adalah bupati petahana, Ujang Iskandar yang berpasangan dengan Bambang Purwanto.
Sugianto Sabran memenangkan pilkada, tapi kemenangannya digugat Ujang Iskandar ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Setelah melalui proses pengadilan, MK menganulir kemenangan Sugianto dan memenangkan Ujang.
Sugianto Sabran juga sempat viral karena melakukan aksi lempar botol plastik air mineral pada saat pertandingan sepakbola Liga 1 antara Persib Bandung vs Kalteng Putra.
Pada pertandingan tersebut, Sugianto Sabran ikut memprotes wasit terkait pemberian kartu merah terhadap penyerang Kalteng Putra, Patrich Wanggai.
Ia bahkan turun ke lapangan dan sempat adu mulut dengan Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar, yang tampak berusaha untuk menenangkannya.(*)