Jokowi
Ketua NU Sanggah Jika Jokowi Bikin 'Ritual Bodoh dan Musyrik' di IKN Nusantara, Ada Contoh dari Nabi
Jokowi bersama dengan para gubernur se-Indonesia dan anggota Kabinet Indonesia Maju melakukan ritual Kendi Nusantara
Apakah mereka akan tetap mentaati Jokowi ? tetap taat walaupun pemimpin berbuat bid'ah ? atau akan bangkit, berdakwah, meluruskan kesyirikan yang terjadi ?
Astaghfirullah, kemaksiatan dalam bentuk yang paling sensitif ini dipertontonkan secara telanjang di tengah-tengah umat. Kalau umat ini diam, penulis khawatir bukan hanya akan kebagian dosa tetapi juga akan kebagian ditimpa azab dari Allah SWT. []."
Disanggah Ketua NU
Tulisan Ahmad Khozinudin kemudian ditanggapi Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama atau PCNU Kota Makassar, Kaswad Sartono.
Dia menyanggah jika ritual Kendi Nusantara merupakan praktik kemusyrikan.
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi bukanlah merupakan bentuk perusakan aqidah, melainkan "materialisasi doa".
"Materialisasi doa" pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, namun dalam hal berbeda.
Selengkapnya, berikut tulisan Kaswad Sartono sekaligus Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Sulsel.
"Menjawab tulisan pak Ahmad Khozinudin Sastrawan Politik "*RITUAL KEBODOHAN DAN PENUH KEMUSYRIKAN ITU BENAR-BENAR TERJADI DI TITIK NOL IKN"
Jika pak Jokowi mengumpulkan para Gubernur di lokasi IKN, kemudian malakukan "tradisi" menyatukan benda "tanah dan air" dr seluruh bumi Nusantara lalu dlm pidatonya, Presiden juga berdoa dan memohon berkah semoga pembangunan IKN, maka bagi saya sejatinya TIDAK MASALAH dari aspek Aqidah, menurut sebagian ulama itu yg disebut "materialisasi doa"
Apa yg dilakukan pak Presiden bersama para Gubernur, "materialisasi doa" seperti itu, sesungguhnya juga pernah dilakukan Nabi Muhammad Saw, suatu ketika nabi melewati 2 kuburan yg sedang menghadapi siksaan qubur akibat suka adu domba (al-namimah) dan krncingnya tidak bersih (al-baul), maka kemudian nabi mengambil "pelapah kurma" dan membagi 2, lalu Nabi menancapkan ke masing-masing kuburan tsb, seraya nabi berdoa "semoga Allah meringankan siksa keduanya selama pelapah kurma itu belum kering".
hadis ttg hal ini diriwayatkan bukhari dan muslim
مرَّ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم على قبرينِ فقال: ( إنَّهما ليُعذَّبانِ وما يُعذَّبانِ في كبيرٍ ثمَّ قال: بلى أمَّا أحدُهما فكان يسعى بالنَّميمةِ وأمَّا الآخَرُ فكان لا يستنزِهُ مِن بولِه ) ثمَّ أخَذ عودًا فكسَره باثنينِ ثمَّ غرَز كلَّ واحدٍ منهما على قبرٍ ثمَّ قال: ( لعلَّه يُخفَّفُ عنهما العذابُ ما لم ييبَسا )
Jadi apa yg dilakukan pak Jokowi, dan beliau juga berdoa kepada Allah, karena pak Presiden tidak mempercayai adanya kekuatan air dan bumi dalam memberikan berkah, tapi cuma dijadikan simbol atau tabarruk (Bugis: sennu-sennureng), maka itu boleh hukumnya. Jelas ada contoh dari Nabi.
Kaswad Sartono
Ketua PCNU Kota Makassar."(*)