Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM vs Persela

PSM Ditahan Imbang 2-2 Persela, Pengamat: Koordinasi Lini Pertahanan Kurang

Pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim membeberkan faktor penyebab PSM Makassar ditahan imbang Persela Lamongan.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Timur
Pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim Ā  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim membeberkan faktor penyebab PSM Makassar ditahan imbang Persela Lamongan.

Laga PSM dan Persela berakhir imbang dengan skor  2-2 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (14/3/2022) sore.

Dua gol bersarang ke gawang PSM lewat proses yang sama.

Berawal dari tendangan sudut.

Jose Wilkson membobol gawang PSM di menit kesembilan lewat sundulan.

Ia memanfaatkan umpan sepakan pojok Guilherme Batata.

Begitu pun gol kedua di menit 70, berawal dari tendangan sudut. 

Bola kembali disambut dengan sundulan ole Jose Wilkson, tapi bola berhasil ditepis Hilman Syah.

Bola liar langsung disambar Zaenuri yang berdiri bebas.

Laga PSM vs Persela berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (14/3/2022) sore.
Laga PSM vs Persela berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (14/3/2022) sore. (Official PSM Makassar)

Sedangkan dua gol PSM dicetak Pluim lewat tendangan bebas di menit 13 dan Yakob Sayuri di menit 48.

Hanafing menyebut PSM masih bermasalah di lini bertahan. Koordinasi lini bertahan dinilai belum rapi.

Terbukti dengan gol yang dicetak Zaenuri.

Semua miss komunikasi, tidak ada antisipasi. Pemain PSM hanya diam.

"Koordinasi lini bertahan masih kurang, baik hadapi serangan balik maupun bola servis," ungkap Muhammad Hanafing Ibrahim melalui telepon, Senin (14/3/2022).

Pemain PSM, Pluim saat coba lewati pemain Persela, Demerson di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, SeninĀ  (14/3/2022)
Pemain PSM, Pluim saat coba lewati pemain Persela, Demerson di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin  (14/3/2022) (Media Officer PSM, Sulaiman Abdul Karim)

Faktor kedua, lanjutnya, pemain PSM sulit menyerang kalau lawan tim yang menerapkan compact defense. Bermain bertahan di areanya.

"PSM sulit bongkar pertahanan lawan yang ketat.

Namun, saat  lawan belum siap bertahan, di situ PSM bisa (keunggulan)," terang eks pelatih PSM ini.

Menurut Hanafing, PSm tak memiliki striker yang bisa buka ruang dan memiliki kecepatan. Solo dribbling cepat.

Baru Pluim yang bisa melakukan hal tersebut. Itu terjadi ketika pemain Belanda tersebut cetak dua gol ke gawang PSIS Semarang di pekan ke-29.

"Baru Pluim bisa lakukan, tapi dia juga punya tugas berat karena harus memenangkan lini tengah," tutur Muhammad Hanafing Ibrahim.

Faktor ketiga, sebut Muhammad Hanafing Ibrahim adalah masa persiapan PSM arungi kompetisi musim ini kurang.

Untuk membentuk tim tangguh  harus kuat di tiga momen yakni, menyerang, bertahan dan transisi.

"Bagaimana transisi ketika kehilangan bola, transisi ketika memenangkan bola. Ini harus dulu dipahami oleh pemain. Kalau tiga momen ini tidak bisa dibuat dengan baik di masa persiapan, pasti sangat sulit," tandasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved