Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Statistik Penguasaan Bola PSM Rendah, Pengamat: Jarak Antar Pemain Tidak Konsisten

Terbaru Willem Jan Pluim cs gagal melanjutkan tren kemenangan ketika bersua Persipura Jayapura pada pekan ke-30 Liga 1.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sudirman
dok tribun
Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSARPSM Makassar belum bisa tampil konsisten di Liga 1 2021-2022.

Terbaru Willem Jan Pluim cs gagal melanjutkan tren kemenangan ketika bersua Persipura Jayapura pada pekan ke-30 Liga 1.

Laga PSM vs Persipura di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar pada Kamis (10/3/2022), berakhir dengan skor kacamata, 0-0.

Padahal pertandingan sebelumnya, klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) memetik kemenangan 2-1 atas PSIS Semarang. 

Baca juga: PSM Makassar Koleksi 70 Kartu Kuning dan 1 Kartu Merah Selama Liga 1, Persib Bandung Terbanyak

Baca juga: Statistik Striker Asing PSM Makassar di Era Liga 1, Golgol Mebrahtu Lebih Buruk dari Bruce Djite

Dari tujuh kemenangan didapatkan PSM musim ini, mereka baru sekali menang beruntun (dua kemenangan).

Kemenangan beruntun diraih pada pekan tiga dan keempat. Lawan Persebaya dan Persik Kediri.

Selebihnya, mereka selalu meraih hasil imbang maupun kalah setelah menang.

Tak hanya itu, sejak diarsiteki Joop Gall, penguasaan bola skuad Laskar Pinisi kebanyakan kalah dari lawannya. Bahkan, terbilang rendah.

Dari 13 pertandingan bersama PSM, pelatih berpaspor Belanda tersebut hanya menang penguasaan bola dua kali.

Di laga lawan Persik Kediri. Persentase penguasaan bola PSM kala itu capai 61 persen berbanding 39 persen.

Lalu lawan Persebaya Surabaya. Penguasaan bola PSM 57 persen berbanding 43 persen dari Bajul Ijo.

Sebelas pertandingan lainnya PSM selalu kalah.  Kebanyakan persentase penguasaan bola di bawah angka 40 persen. 

Terendah ketika lawan Bhayangkara, persentase penguasaan bola PSM hanya 28 persen berbanding 72 persen dicatatkan Bhayangkara.

Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar menerangkan, statistik pertandingan merupakan bahan evaluasi kekuatan tim.

Prinsip dalam suatu permainan, siapa yang menguasai jalannya pertandingan, maka persentase memenangkan pertandingan lebih besar.

Disisi lain ada juga strategi bahwa bertahan itu adalah penyerangan yang efektif.

Maksudnya, tidak perlu  terlalu banyak menguasai pertahanan, tapi efektif dalam penyerangan.

"Tapi prinsip dalam permainan sepak bola itu, siapa yang menguasai  pertandingan, maka dia akan memenangkan pertandingan".

"Desain-desain dalam  memainkan sepak bola itu harus kelihatan di tim. Ada tim memang memenangkan pertandingan, tapi juga memenangkan  penguasaan bola," terangnya melalui telepon, Jumat (11/3/2022).

Namun, hal tersebut tak dilihat Syamsuddin Umar dalam PSM saat ini. Konsistensi  tak pernah ada.

Dia menyebut, jarak antara pemain dengan pemain lainnya secara kualitas passing tidak sesuai.

"Kadang kala longgar, kadang kala terlalu rapat. Passing dilakukan PSM terkadang  kualitas passingnya  terlalu cepat, kadang terlalu lambat," sebut eks pelatih yang bawa PSM juara Liga Indonesia musim 1999-2000.

Jarak antara pemain itu harus konsisten. Baik dalam bertahan, transisi lapangan tengah maupun dalam hal menyerang.

"Jarak antara pertahanan, gelandang dan penyerang  kadang tidak konsisten juga. Kadang kala ada space di lapangan tengah. Itu saja harus dibenahi," turun Syamsuddin Umar.

PSM harus berpikir lolos dari jurang degradasi. Setelah itu membuat program untuk hadapi kompetisi musim depan.

PSM kini berada di peringkat 13 dengan 34 poin. Selisih  sepuluh poin dengan Persipura di zona degradasi (peringkat 16). 

PSM hanya butuh dua poin lagi untuk memastikan terbebas dari zona merah.

"Berpikir bagaimana lolos dai jurang degradasi. Bagaimana membuat program agar di kompetisi yang akan datang PSM lebih bagus lagi," pungkas eks Kadispora Sulsel ini.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved