Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sejarah

Kenapa Soekarno dan Hatta tidak Ikut Bergerilya Bersama Jenderal Sudirman? Ini Kata Sejarawan

Politisi Gerindra, Fadli Zon, mempertanyakan masuknya nama Soekarno dan Hatta dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 2 Tahun 2022.

Editor: Muh. Irham
int
Persitiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 

Meski ditawan, Soekarno ternyata sudah bisa berkomunikasi dengan dunia luar pada Januari 1949. Hal itu karena tekanan dari Komisi Tiga Negara (KTN), dan United Nations Commission for Indonesia (UNCI).

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Soekarno dan Hatta untuk berhubungan dengan dunia luar, bahkan mempengaruhi diplomasi Indonesia di dalam sidang PBB.

“Mereka diduga menghubungi Nehru, yang nantinya akan jadi pemimpin sidang umum PBB yang membahas mengenai nasib Indonesia,” ujarnya.

Beberapa kali pertemuan antara KTN dengan Soekarno-Hatta saat masih ditawan di Menumbing ternyata juga membawa dampak positif bagi keberpihakan Amerika Serikat (AS) pada Indonesia.

AS yang semula mendukung Belanda, bahkan memberikan bantuan Marshall Plan karena mengira Indonesia berpaham kiri, akhirnya mengubah orientasi politiknya.

AS beralih mendukung Indonesia setelah pemerintah Soekarno berhasil menumpas pemberontakan PKI di Madiun pada September 1948.

Hal itu membuat AS yakin bahwa pemerintahan Indonesia tidaklah berpaham kiri atau komunis. Hal itulah yang selalu diyakinkan oleh Soekarno dan Hatta kepada KTN, yang salah satu anggotanya adalah AS.

“Dan benar saja setelah Serangan Umum 1 Maret, Amerika adalah negara pertama yang meminta ada perundingan kembali, kalau Belanda tidak mau, maka dana Marshall Plan akan dicabut,” kata Julianto Ibrahim yang juga sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved