Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Suci Nyepi 1944

Masih Dalam Kondisi Pandemi, Perayaan Nyepi di Pura Giri Natha Makassar Dibatasi

Mereka merayakan acara peringatan tahun baru saka ini di Pura Giri Natha Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan No 162, Tamalanrea

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Saldy Irawan
tribun-timur/wahyudin
Umat Hindu di Pura Giri Natha, Jl Perintis Kemerdekaan No 162, Tamalanrea, Kota Makassar.   

Arak-arakan ogoh-ogoh tidak dilaksanakan di Pura Giri Natha karena Kota Makassar masih memberlakukan PPKM level 3.

"Jadi kita membatasi umat yang datang. Karena masih dalam masa Covid," jelasnya.

Ogoh-ogoh melambangkan adanya kekuatan positif dan negatif.

Menurut I Made Semadi, umat manusia harus memanfaatkan waktu dengan baik agar menghasilkan kekuatan positif. Kalau tidak, maka waktu itu akan menjadi kekuatan negatif.

"Nah itulah yang diarak lalu dilebur nantinya. Sehingga menjadi kekuatan yang positif," katanya.

Di Pura Giri Natha, umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Nyepi. Sebelumnya telah dilaksanakan upacara melasti untuk menyucikan diri.

Puncak perayaan Nyepi akan dilaksanakan besok, Kamis (3/2/2022) dengan catu bratha penyepian.

"Catu bratha penyepian itu ada empat hal yang harus dibatasi," kata I Made Semadi.

Amati geni atau tidak menyalakan api termasuk listrik, amati karya atau tidak mengerjakan apapun, amati lelungan atau tidak bepergian, dan amati lelanguan atau tidak ke tempat hiburan.

"Jadi intinya merenung saja," katanya. (*)

Laporan Jurnalis Tribun Timur, Wahyudin Tamrin

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved