Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nasdem, Demokrat, PKS Sulsel Tolak Penundaan Pemilu 2024, Gerindra Belum Bersikap

Wacana ini dilempar oleh Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar. Kemudian diikuti oleh dua partai koalisi lainnya, Partai Golkar, dan PAN.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Abdul Azis Alimuddin
Tribun Timur
Ketua Komisi A DPRD Sulsel Selle KS Dalle 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sekretaris DPW Nasdem Sulsel Syaharuddin Alrif angkat bicara terkait wacana penundaan Pemilu 2024.

Wakil Ketua DPRD Sulsel tersebut menegaskan sikap Nasdem menolak penundaan Pemilu sekaligus perpanjangan periode pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

“Itu sudah jelas disampaikan Pak Surya Paloh di Jawa Timur, menolak penundaan pemilu,” kata Syahar, Selasa (1/3/2022).

Meski tiga partai koalisi secara terang-terangan menggaungkan wacana ini, tapi Nasdem tetap sesuai aturan yang telah berlaku.

Komisi II DPR RI bersama KPU telah membahas dan menetapkan jadwal Pemilu, sehingga itu harus tetap berjalan.

“Kalau tiga parpol setuju, itu kan pernyataan parpol lain, kalau kami Nasdem tetap agar pemilu 2024 dilanjutkan, kami Nasdem ikut perintah ketum,” tegasnya.

Wakil Ketua DPRD Sulsel Muzayyin Arif juga menegaskan partainya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak wacana penundaan pemilu 2024.

Ia menegaskan tidak alasan untuk menunda ataupun memperpanjang masa jabatan presiden lebih dari dua periode.

“Kami pastikan PKS menolak wacana penundaan pemilu, tidak ada alasan kuat untuk melakukan agenda tersebut,” kata Muzayyin.

Ia mempertanyakan alasan penundaan pemilu 2024 dengan dalih memberikan waktu pemulihan ekonomi.

Ia membandingkan rencana pemerintah memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan yang akan menelan anggaran Rp466 triliun.

“Sederhana saja, kalau karena alasan anggaran, lalu kenapa pemindahan ibukota dikebut. Terkesan hanya untuk melanggengkan kekuasaan,” katanya.

Dibanding membahas wacana penundaan pemilu 2024, Muzayyin menilai pemerintah sebaiknya fokus menyelesaikan masalah kelangkaan minyak goreng.

Baginya masalah kelangkaan minyak goreng jauh lebih mendesak karena menyangkut kebutuhan mendasar masyarakat Indonesia.

Di tengah pandemi, masyarakat kesulitan mendapat minyak goreng di negeri penghasil kelapa sawit.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved