PSM Makassar
Joop Gall Ungkap Pemicu PSM Bisa Keok Lawan Persita, Singgung soal Prokes di Bali
Tak ada ketegangan yang diberikan atau menyampaikan bahwa harus mengunci semua pemain, semua ofisial dan semua tim dalam hotel.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badai Covid-19 melanda PSM Makassar.
Pelatih PSM, Joop Gall menyebut ada 11 kasus positif Covid-19 di timnya.
"Kita melakukan PCR pagi pas hari ofisial training dan sore hari kita ofisial training. Di tengah latihan kita dapat kabar dari dokter tim, 11 kasus positif di tim," katanya saat jumpa pers setelah pertandingan PSM vs Persita Tangerang pada Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Laga Berat Menanti PSM, Joop Gall: Harus Menang Agar Terhindar dari Zona Degradasi
Baca juga: PSM Kini Peringkat 13 Klasemen Sementara Liga 1, Reaksi Joop Gall Usai Tim Kalah Tiga Kali Beruntun
Pelatih asal Belanda itu mengaku kekalahan dua gol tanpa balas dari Persita tak lepas dari pemain positif Covid-19 sehingga mengganggu persiapan.
"Persiapan kita sangat terganggu. Saat pesan masuk ke dokter tim, dokter langsung meminta menghentikan latihan. Kita mendapati pemain positif. Harus dipulangkan dari ofisial training," tuturnya.
"Saya tidak sedang mencari alasan, saya ingin beritahu kalian bahwa beginilah persiapan dijalani hampi dua minggu belakangan ini," ucapnya.
Banyaknya pemain PSM terjangkit Covid-19 menimbulkan banyak pertanyaan. Bagaimana penerapan protokol kesehatan di dalam tim Laskar Pinisi.
Sebab, tiga seri sebelumnya yang berlangsung di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) minim angka Covid-19 ditemukan di kubu PSM.
Namun, saat di Bali dilaksanakan, justru banyak pemain terkena Covid-19.
Joop Gall mengatakan pemindahan venue pertandingan ke Bali itu bukan kemauannya.
Dia melihat Liga 1 di Bali seperti open bubble. Tak ada ketegangan yang diberikan atau menyampaikan bahwa harus mengunci semua pemain, semua ofisial dan semua tim dalam hotel.
Baca juga: Hitung-hitungan Jika Persib Bandung Ingin Raih Juara Liga 1 2021/2022
Baca juga: Jelang Hadapi Persita & Persib, PSM Krisis Lini Belakang dan Kepercayaan Diri Usai Ditekuk Persikabo
Berbeda dengan closed bubble yang diterapkan di China. Setiap tim ditempatkan di hotel yang ditentukan panitia atau mereka yang pilih. Mereka tidak bisa keluar ke mana-mana, selain aktivitas sepak bola.
"Mereka hanya bisa keluar dari hotel hanya untuk latihan dan pertandingan. Ini tidak kita lakukan di sini (Bali). Saya bukan orang yang bisa menghentikan Covid-19. Covid seperti ladang minyak di Bali. Saya kira di seluruh dunia juga begitu," tuturnya.
Apalagi varian baru Covid-19, omicron sangat cepat penyebarannya.
Namun, jika closed bubble diterapkan, ia menilai tidak manusiawi.
"Kalaupun itu dilakukan berarti hotel itu hanya untuk tim sepak bola saja, satu dua tim di tempatkan di sana. Tidak boleh keluar, saya kira ini tidak manusiawi sama sekali. Apa yang kita harus kita lakukan hadapi dengan situasi seperti ini," tandasnya.(*)