Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Legenda PSM Makassar

Mengenal Syamsul Chaeruddin, Legenda PSM Makassar yang Dijuluki Pavel Nedved-nya Indonesia

Ia adalah Syamsul Bachri Chaeruddin. Syamsul kemudian menjelma menjadi ikon klub di medio 2000an yang kini menjadi legenda hidup PSM Makassar.

Editor: Muh. Irham
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Pemain PSM Makassar Syamsul Chaeruddin (kiri) saat pertandingan antara PSM Makassar melawan Barito Putra dalam lanjutan kompetisi Liga 1 di Stadion Gelora Andi Mattalatta Mattoanging Makassar, Selasa (18/7/2017). Pertandingan berakhir seri 1-1 dan mengakhiri rekor PSM selalu menang di kandang. tribun timur/muhammad abdiwan 

TRIBUN-TIMUR.COM - PSM Makassar pernah memiliki seorang gelandang yang memiliki energi seperti kuda. Tak heran ia dijuluki Pavel Nedved-nya Indonesia.

Ia adalah Syamsul Bachri Chaeruddin. Syamsul kemudian menjelma menjadi ikon klub di medio 2000an yang kini menjadi legenda hidup PSM Makassar.

Syamsul Chaeruddin merupakan produk asli binaan akademi PSM Makassar yang promosi ke skuat utama pada musim 2001.

Skill-nya pun makin meningkat sebab sempat dimentori langsung oleh Bima Sakti kemudian berduet dengan Ponaryo Astaman.

Menurut catatan pengamat, pemain asal Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini memiliki kharisma sebagai pemimpin dan determinasi yang tinggi.

Dijuluki sebagai Pavel Nedved-nya Indonesia, Syamsul Chaeruddin memiliki gaya main yang sama dengan legenda Juventus tersebut.

Di PSM Makassar, Syamsul selalu identik dengan nomor punggung 8. Ia memperkuat PSM Makassar sejak 2001 hingga 2010.

Syamsul sempat merantau untuk membela Persija Jakarta dan Sriwijaya FC kemudian kembali lagi berjersey Pasukan Ramang pada musim 2012.

Menjalani periode kedua bersama klub kebanggannya tersebut, Syamsul bertahan hingga akhir musim Liga 1 2017. Laga perpisahannya pun terjadi pada pekan pamungkas kala PSM menjamu Madura United yang berakhir dengan kemenangan telak 6-1.

Syamsul Chaeruddin
Syamsul Chaeruddin (int)

Sebagai laga perpisahan bersama klub yang sangat dicintainya, tentu saja Syamsul merasakan sedih yang amat dalam.

Apalagi ia gagal mempersembahkan gelar juara untuk PSM. Cucuran air mata tak kuasa dibendungnya kala menghadiri sesi jumpa pers pasca laga.

Setelah tak bersama PSM lagi, Syamsul sempat memperkuat Borneo FC pada pra musim 2018 kemudian akhirnya berlabuh ke klub Liga 2 kala itu, PSS Sleman.

Akhirnya, pada akhir pria yang akrab disapa Daeng Sila' ini memutuskan untuk gantung sepatu.

Untuk sepak terjang bersama Timnas Indonesia, Syamsul telah menembus Timnas U-21 pada tahun 2002 dan naik ke U-23 setahun berselang.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved