Air Mineral
Penjelasan Pakar Gizi Soal Pentingnya Konsumsi Air Berkualitas dari Sumber Berkelanjutan
Agar dapat memberikan edukasi kepada masyarakat seputar pentingnya mengkonsumsi air berkualitas dan berkelanjutan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Tribuners ! Air merupakan zat gizi dengan kontribusi terbesar dalam tubuh.
Sebanyak dua per tiga komposisi tubuh merupakan air yang fungsinya tidak bisa digantikan zat gizi lain.
Agar dapat memberikan edukasi kepada masyarakat seputar pentingnya mengkonsumsi air berkualitas dan berkelanjutan, SEAFAST Center-LPPM IPB bersama Danone-AQUA gelar webinar dengan tema Safe and Sustainable Water for Quality Life, Senin (14/2/2022).
Webinar ini didukung dua Perhimpuan ahli di Indonesia.
Yakni Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia dan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia.
Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, Prof Dr Hardinsyah, menjelaskan, setiap orang sangat memerlukan air sebagai salah satu zat gizi utama.
Air berperan penting dalam pencernaan, metabolisme dan berbagai kerja sel-sel tubuh untuk menjaga kondisi dan fungsi tubuh agar tetap baik dan sehat.
Tubuh tidak bisa memproduksi air. Kebutuhan air perlu terpenuhi melalui konsumsi cairan dengan jumlah yang cukup dan berkualitas agar tubuh dapat berfungsi secara optimal.
"Hidrasi sehat akan mengoptimalkan proses pencernaan dan metabolisme pada tubuh kita untuk hidup sehat," katanya.
Lebih lanjut Prof Hardinsyah juga menyatakan, mineral merupakan mikronutrien dibutuhkan tubuh.
“Kebutuhan mineral tubuh bervariasi dan masing-masing mineral memiliki kontribusi yang penting dalam membantu kerja metabolisme tubuh. Air mineral memiliki keunikan kandungan mineral alami dari alam yang baik untuk dikonsumsi dan memberikan banyak manfaat bagi metabolisme tubuh," tukasnya.
Peneliti Senior SEAFAST Center – LPPM IPB, Prof Dr Ratih Dewanti-Hariyadi menjelaskan, untuk memberikan manfaat yang optimal, penting bagi mengetahui dan menyeleksi darimana sumber air yang kita konsumsi berasal.
“Air minum adalah kebutuhan utama dalam kehidupan makhluk hidup. Khususnya bagi manusia, air minum yang dikonsumsi harus memiliki kriteria mutu (quality) tertentu, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa ketika diminum, serta memenuhi syarat keamanan (safety) yakni tidak mengandung cemaran biologi, kimia maupun fisik dalam jumlah yang melebihi persyaratan," jelasnya.
"Walaupun tampak bersih, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, air masih mungkin tercemar oleh mikroba patogen atau bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang dapat berasal dari pencemaran lingkungan, kegiatan pertanian, kegiatan domestik, serta pengendalian proses yang kurang baik," lanjutnya.
Ia membeberkan, di Indonesia, Air Minum dalam Kemasan memenuhi standar nasional mengacu pada pedoman internasional (Codex, WHO) dapat dihasilkan melalui pengendalian baik terhadap sumber air, teknologi penghilangan cemaran biologi maupun fisik yang tepat.
Serta penanganan dan/atau pengemasan yang baik pasca proses penghilangan cemaran.
Berdasarkan data Indeks Kualitas Air dari BPS (2019), terdapat 10 dari 34 provinsi di Indonesia yang memiliki Indeks Kualitas Air rendah akibat berbagai kontaminasi.
Hal ini diperkuat dengan data dari Kementerian Kesehatan (2020), menunjukkan 7 dari 10 rumah di Indonesia masih mengkonsumsi air dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E coli.
Hanya 11.9 persen rumah memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi
Oleh karena itu, penyediaan air yang aman dan berkualitas serta jaminan ketersediaannya yang berkelanjutan menjadi tanggung jawab kita bersama.
Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni, turut menjelaskan, untuk menjawab isu terkait keberlanjutan air saat ini dan di masa mendatang, Danone-AQUA berkomitmen untuk mengejawantahkan Danone Water Policy di Daerah Aliran Sungai (DAS) dimana pabriknya beroperasi.
“Berbagai upaya kolaboratif dapat kita lakukan untuk terus memastikan agar kualitas dan kuantitas air dapat terus terjaga, serta terjamin ketersediaannya," katanya.
Salah satunya melibatkan berbagai mitra seperti pemerintah, LSM, akademisi, dan masyarakat.
"Kami mengembangkan berbagai inisiatif untuk melakukan upaya pelestarian air berbasis DAS, memperkaya keanekaragaman hayati untuk memastikan ekosistem disekitar sumber air tetap terjaga, mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan untuk menjaga kualitas air yang meresap ke tanah, melakukan efisiensi dan menjaga sirkularitas air pada proses produksi kami, serta memberikan akses air bersih terhadap masyarakat," paparnya.
"Berbagai inisiatif tersebut juga bertujuan agar Danone-AQUA dapat mencapai target positive water impact, dimana kami akan mengembalikan air lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2030 mendatang,” tuturnya.
Diketahui, South-East Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor adalah pusat studi diamanatkan IPB untuk mengembangkan dan menggunakan ilmu dan teknologi dalam rangka meningkatkan mutu, gizi dan keamanan pangan.
Fokus kegiatan SEAFAST Center adalah melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, layanan analisis, pelatihan dan konsultasi.
Juga diseminasi hasil-hasil penelitian melalui seminar dan publikasi yang dikelompokan ke dalam lima bidang.
Antara lain, Mutu dan Keamanan Pangan, Gizi dan Kesehatan, Diversifikasi Pangan, Kelapa Sawit dan Sensori. (*)