AKP Novandy Arya Kharisma
Tatapan Pilu Bupati Kaltara Saat Melihat Bangkai Mobil Camry yang Tewaskan AKP Novandy Arya Kharizma
Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang mendatang bangkai mobil Toyota Camry yang terbakar di kawasan Senen, Jakarta Pusat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang mendatang bangkai mobil Toyota Camry yang terbakar di kawasan Senen, Jakarta Pusat.
Di mobil tersebut, putra Gubernur Kaltara, AKP Novandy Arya Kharizma tewas terbakar hidup-hidup bersama seorang wanita bernama Fatimah Azahrah. Belakangan diketahui Fatimah adalah kader PSI Banjarmasin.
Mengutip tribunnews.com, Kasat Lantas wilayah Jakarta Pusat, Kompol Purwanta, mengatakan awalnya kendaraan dengan nomor polisi B-1102-NDY itu melintas dari arah Selatan ke Utara di Jalan Raya Pasar Senen.
Sesampainya di seberang Terminal Bus Pasar Senen, mobil menabrak saparator busway.
"Akibat tabrakan dengan saparator itu mobil terbakar dan dua penumpang di dalamnya tewas," ujarnya, Senin, dikutip dari Wartakotalive.com.
Belakangan diketahui bahwa kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Fatimah, merupakan satu korban tewas terbakar dalam kecelakaan mobil Toyota Camry di Senen tersebut.
Dengan demikian, kedua jenazah yang hangus terbakar itu sudah teridentifikasi.
Dilansir dari tribunnewsmaker.com, Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang pilu lihat bangkai mobil yang membakar putranya AKP Novandi Arya hidup-hidup.
Tak banyak yang bisa dilakukan Gubernur Kaltara saat melihat bangkai mobil yang merenggut nyawa AKP Novandi Arya putranya.
Gubernur Kalimantan Utara ini hanya mampu geleng-geleng kepala saat menyentuh bangkai mobil Toyota Camry yang hangus terbakar itu.
Ayah dari AKP Novandi Arya tampak pilu menahan tangis saat melihat bangku depan bagian kiri.
Diketahui saat kejadian, AKP Novandi Arya memang duduk di bangku kiri.
Sedangkan Fatimah, rekannya duduk di kursi kemudi.
Memakai pakaian bermotif Kalimantan, Zainal memeriksa bangku depan mobil yang merenggut nyawa AKP Novandi Arya Kharizma pada Kamis (10/2/2022) pukul 13.00 WIB.
Terlihat, sesekali wajah Zainal termenung. Mimik wajahnya seakan tidak percaya harus kehilangan putra dengan cara yang tidak wajar.