PSM vs Persib
Jelang Lawan PSM, Bagaimana dengan 9 Pemain Persib yang Terpapar Covid-19?
Nick Kuipers, Victor Igbonefo, Supardi Nasir, Marc Klok, Febri Hariyadi, Dedi Kusnandar, Bruno Cantanhede, David da Silva, dan Ezra Walian
TRIBUN-TIMUR.COM - Menjelang pertandingan lanjutan pekan ke-23 Liga 1 2021/2022 menghadapi PSM Makassar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Rabu (2/2/2022), sembilan pemain Persib Bandung yang terpapar Covid-19 masih diragukan untuk bisa tampil.
Pelatih fisik Persib, Yaya Sunarya mengatakan bahwa sembilan pemain ini masih dipantau oleh tim medis tim dan bakal menjalani tes PCR hari ini.
"Kondisinya selalu dipantau oleh tim medis kami dan hari ini mereka menjalani PCR test," ujar Yaya Sunarya dalam sesi jumpa pers virtual sebelum pertandingan, Selasa (1/2/2022).
Yaya tak mau berbicara lebih lanjut perihal kondisi para pemain yang sebelumnya absen di laga kontra Persikabo karena terpapar Covid-19.
Dia mengungkapkan, tim medis Persib akan menyampaikan kondisi terkini para pemain tersebut karena harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan mereka.
"Mungkin selanjutnya akan disampaikan tim medis kami karena kami juga harus berhubungan dengan tim medis yang ada di tim, sama dokter Rafi dan dokter Alvin," ucapnya.
Sembilan pemain yang menghilang dalam daftar susunan pemain Persib Bandung melawan Persikabo 1973 adalah Nick Kuipers, Victor Igbonefo, Supardi Nasir, Marc Klok, Febri Hariyadi, Dedi Kusnandar, Bruno Cantanhede, David da Silva, dan Ezra Walian.
Robert Tak Hadir Preskon
Pada sesi jumpa pers sebelum pertandingan Persib Bandung melawan PSM Makassar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Rabu (2/2/2022), ada pemandangan yang cukup ganjil.
Biasanya, orang yang berbicara dalam sesi jumpa pers sebelum pertandingan adalah pelatih kepala, satu pemain, dan penerjemah bahasa jika dibutuhkan.
Namun dalam sesi jumpa pers siang tadi, Selasa (1/2/2022), pelatih Persib, Robert Alberts, tidak terlihat batang hidungnya.
Hanya ada pelatih fisik yang juga merangkap sebagai penerjemah Robert, Yaya Sunarya dan satu pemain Maung Bandung yakni Frets Butuan.
Ketidakhadiran Robert Alberts menambah rasa penasaran bobotoh.
Apalagi sudah ada sembilan pemain Persib Bandung yang terpapar Covid-19.
Namun tenang. Karena Robert Alberts bukan absen karena Covid-19.
Yaya dalam keterangannya mengungkapkan bahwa pelatih asal Belanda itu sedang parau sehingga tidak bisa hadir dalam sesi jumpa pers.
"Ya kemarin seperti yang bisa dilihat dari televisi bahwa coach Robert lebih banyak duduk dan saya yang bayak bicara di depan, sebelumnya coach sedikit parau jadi tidak terlalu jeras," ujar Yaya.
Pada sesi jumpa pers setelah pertandingan kontra Persikabo beberapa waktu lalu juga, Robert tidak berbicara menggunakan mikrofon.
Dia terlihat berbicara langsung kepada Yaya yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia untuk disampaikan kepada awak media.
"Seperti post-match dia bicara pelan-pelan agak serak," katanya.
Saat ini, Yaya menuturkan bahwa Robert Alberts sedang berisitirahat dan meminta doanya agar bisa mendampingi tim untuk laga besok.
"Hari ini dia masih agak serak serak seperti itu, dia ada, sedang istirahat dan mudah-mudahan kondisinya cepat pulih dan siap buat besok," ujarnya.
Kronologi Pemain Persib Terpapar Covid
Dokter tim Persib, dr Rafi Ghani, menuturkan kronologis sembilan pemain yang terpapar Covid-19 menjelang pertandingan kontra Persikabo 1973.
Rafi menduga, penyebaran terjadi pada saat para pemain diliburkan dari agenda latihan bersama selepas partai kontra Borneo FC (18/1/2022).
"Setelah diliburkan saya lakukan pemeriksaan antigen secara mandiri. Memang pada saat itu sudah terjaring tiga orang pemain dengan hasil pemeriksaan antigen positif. Itu hari Rabu tanggal 26 Januari," ujar Rafi dalam sesi jumpa pers virtual, Minggu (30/1/2022).
Kecurigaan Rafi berawal dari salah satu pemain yang mengalami gejala sakit. Lalu dia melakukan tes kepada pemain tersebut pada tanggal 26 Januari dan hasilnya positif.
"Lalu kami periksa lagi untuk semua kru dari Persib Bandung, termasukan staf pelatih, staf ofisial dan media kami lakukan pemeriksaan antigen. Dari situ ternyata kita mendapatkan ada dua orang lagi yang positif," katanya.
Setelah tiga pemain dinyatakan positif di tanggal 26 Januari, Rafi mulai merasa waswas hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan tes antigen sampai menjelang pertandingan kontra Persikabo.
Sampai di tanggal 27 Januari, Rafi kembali melakukan tes dan didapat dua pemain menunjukkan hasil positif.
"Jadi ada paparan sejak latihan ternyata setelah tanggal 27 tambah satu orang, tanggal 28 empat orang. Jadi yang terdeksi pada saat antigen delapan orang," ucapnya.
Satu hari menjelang pertandingan melawan Persikabo atau tepatnya 28 Januari, tes kembali dilakukan. Namun kali ini menggunakan metode PCR sesuai dengan regulasi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
Hanya saja sesuai aturan, tes PCR hanya bisa dilakukan kepada 35 orang saja. Namun untuk menghindari kemungkinan makin banyaknya orang yang terpapar, Rafi meminta penambahan tes PCR.
"Padahal saya sudah tahu dari pemeriksaan antigen delapan orang positif akhirnya kami minta PCR. Setelah pemeriksaan dari tes PCR yang terpapar sembilan orang," ujarnya.
Banyak pihak yang menuding bahwa para pemain melanggar protokol kesehatan dengan keluar hotel tanpa menggunakan masker maupun menjaga jarak. Di media sosial pun banyak bertebaran foto-foto yang memperlihatkan pemain Persib berlibur tanpa menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Rafi tidak mau hal tersebut menjadi polemik yang berkepanjangan. Dia memastikan bahwa pihaknya selalu mengingatkan kepada para pemain untuk disiplin menegakan protokol kesehatan dan tidak keluar hotel apabila bukan kepentingan mendesak. Para pemain pun, lanjut dia, selalu mengikuti arahan dari tim untuk selalu menjaga protokol kesehatan.
"Saya tidak ingin saling menyalahkan. Ini juga tidak terjadi pada Persib saja tapi terjadi juga di klub-klub lain," katanya.
Selain selalu mengingatkan pemain untuk menjaga protokol kesehatan, tim pelatih, kata Rafi, membuat sebuah desain sedemikian rupa agar pemain tidak bisa keluar hotel untuk mencari hiburan. Sehingga dia tidak mengetahui secara pasti dari mana asalnya virus ini menyerang tim Persib.
"Ini tidak diketahui secara pasti paparan dari mana. Sedang kita selidiiki. Tapi kita dari tim pelatih untuk jadwal sedemikian padat agar mereka tidak bisa mencuri waktu untuk cari hiburan. Jadi Saya tidak mau saling menyalahkan. Karena kenyataannya ini yang terjadi," ucapnya.
Terkait varian apa yang menjangkiti sembilan pemain itu, Rafi belum bisa memastikan. Sebab saat ini, hasil tes sembilan orang itu sedang diperiksa di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Bali.
"Tapi yang saya baca memang presentase untuk varian covid Sekarang ke arah omricon, hampir 90 persenlah varian Omricon. Sifatnya Yang saya tahu penyebarannya cukup cepat," ucapnya.
Meski belum bisa memastikan, Rafi menduga bahwa kesembilan pemain ini terpapar varian Omicron. Menurut pengamatannya, apa yang dirasakan para pemain mengarah ke varian tersebut.
"Dari pengamatan saya dan dari literatur yang saya baca, dari penyebaran yang begitu cepat, gejala ringan dan cepat sembuh kelihatannya saya berasumsi ini adalah Omicron," katanya.
Terkait kondisi pemain, Rafi mengungkapkan semuanya relatif lebih baik. Gejalanya, lanjut Rafi, tidak seberat ketika varian delta mendominasi penyebaran Covid-19 di Indonesia.
"Sekarang lebih ke sakit badan, kepala dan kering tenggorokan. Semua keluhan rata-rata seperti rasa tidak enak, sakit kepala dan kering tenggorokan," ucapnya.
Ketika ditanya siapa saja pemain yang terpapar, Rafi enggan menjawab. Sebab hal ini berkaitan dengan kode etik untuk menjaga rahasia pasien termasuk nama.
Persib sampai saat ini masih merahasiakan para pemain yang terpapar. Namun, dugaan kemudian mengarah pada sejumlah pemain yang tidak berada di lineup maupun bench pada laga melawan Persikabo, Minggu.
Mereka adalah Nick Kuipers, Victor Igbonefo, Supardi Nasir, Marc Klok, Febri Hariyadi, Dedi Kusnandar, Bruno Cantanhede, David da Silva, dan Ezra Walian.
Sembilan pemain yang terpapar Covid-19 itu saat ini sedang menjalani karantina di beberapa tempat di Bali. Merujuk pada aturan yang berlaku, Rafi menyebut sembilan pemain itu bakal dikarantina selama 10 hari.
"Tapi kami pantau 10 hari itu bilamana gejala sama sekali tidak ada kami akan lakukan pemeriksaan PCR. Kalau kurang 10 hari PCR negatif biasanya bisa lepas dari proses karantina," ujarnya.
Rencananya, pada hari ini akan kembali dilakukan tes PCR kepada semua pemain yang positif. Dia berharap pemain yang terpapar bisa sembuh dan menunjukkan hasil negatif.
Sebab dalam beberapa waktu ke depan, Persib dihadapkan pada jadwal yang sangat padat. Setelah laga kontra Persikabo, Marc Klok dan kawan-kawan berturut-turut bakal menghadapi PSM Makassar (2/2), Bhayangkara FC (6/2), PSS Sleman (11/2), PSIS Semarang (15/2/, Persipura Jayapura (19/2), Persela Lamongan (23/2), dan Persija Jakarta (27/2).
Rafi belum bisa memastikan seberapa banyak pertandingan yang akan dilewati oleh sembilan pemain ini. Namun jika melihat gejala yang dialami oleh pemain, maka besar kemungkinan bisa langsung diturunkan ketika sudah dinyatakan negatif.
"Untuk yang sudah sembuh paling ada penurunan kebugaran. Paling nanti ada program latihan yang diberikan oleh atih dan berdiskusi dengan pelatih untuk meningkatkan kebugaran pemain bagi yang sudah menjalani karantina 7-10 hari," katanya.
Kejadian ini tentu menjadi tamparan keras bagi Persib yang tengah berjuang untuk meraih gelar juara. Rafi pun memastikan bahwa hal ini akan menjadi bahan evaluasi agar tak terjadi lagi dikemudian hari.
"Setelah ini kita harus saling mengingatkan dan menjaga prokes dengan baik cuci tangan drngan air mengalir, jaga jarak bicara dan jangan banyak melakukan kegiatan yang tidak perlu. Mengingat ini sedang pandemi dan covid sekarang penyebarannya cukup cepat," ujarnya.
Agar tak kecolongan lagi, Rafi akan terus melakukan tes kepada penggawa Persib setiap hari. Seperti misalnya saat latihan recovery, kemarin, semua pemain bakal di tes untuk memastikan statusnya.
Bukan hanya itu, tracing pun terus dilakukan dengan bantuan Satgas Covid-19 Bali. Semua ini dilakukan agar Persib dapat mengarungi kompetisi dengan skuat yang lengkap.
Dia mengaku, kejadian ini bukan hanya mengejutkan pelatih maupun pemain yang terpapar, namun seluruh personil di tim pun merasa terkejut. Apalagi kejadian ini terjadi di sebuah sistem bubble yang dimana penyebarannya bakal sangat cepat sesama pemain.
"Jadi manusiawi, ya, bahwa itu sangat mengaggetkan, bukan hanya pelatih, tapi semua dalam tim. Apa boleh buat, Kami hanya bisa berdoa agar kedepannya penambahan angka positif covid tidak bertambah. Secara manusia kita tLyang buble gini ada rasa khawatir akan terjadi paparan. Mohon doa agar kami tidak terpapar," ucapnya.
Rafi meminta doa dan dukungannya kepada semua pihak agar Persib bisa melewati ini semua dengan baik. Dia pun mengingkatkan agar selalu menjaga protokol kesehatan karena kasus Covid-19 saat ini sedang kembali naik.
"Saya mohon bobotoh suporter positif, tolong berpikiran positif dan tim kita bisa cepat melewati masa ini dan semua akan sehat selamat dan sukses. Mohon doakan yang karantina segera membaik dan tidak ada lagi penambahan angka Covid di tim," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sembilan Pemain Persib yang Terpapar Covid Sudah Bisa Main Lawan PSM? Ini Penjelasan Tim Pelatih,