Live Jiwa Sulsel Seri #4
Ada 2 Ribuan Lebih Desa di Sulsel, Hanya 180 Masuk Kategori Desa Wisata, Kok Bisa?
Desa wisata ini, lanjut Devo, faktornya banyak sekali, mulai dari secara administrasi desa itu harus memiliki pengakuan dari pemerintahnya juga.
Penulis: Darullah | Editor: Muhammad Fadhly Ali
"Kita juga sudah membagi, Sulsel ini ada utaranya, ada tengahnya dan ada selatannya. Nah dari situlah kita maping lagi kalau untuk ke utara seumpamanya yang menjadi sentranya adalah Toraja dengan Tana Toraja dan sekitarnya," katanya.
“Itu kita sudah pikirkan, kalau kita di sini berapa lama kita naik mobil baru dia capek, berarti yang pertama harus membuat satu tempat persinggahan, seperti di derah Barru misalnya,” imbuhnya.
Barru harus didorong masuk, supaya orang yang berwisata ke Toraja bisa singgah di situ baru lanjut berjalan lagi.
“Sehingga sesampainya di Toraja mereka tidak ada capeknya karna mereka berhenti-berhenti untuk menikmati objek wisata sepanjang jalan menuju ke Toraja,” pungkasnya.
“Sama halnya menuju Bira, di sana kita tau yang menjadi jualannya adalah wisata pantai dan laut, tentu saja kita harus persiapkan sarana dan prasarananya untuk bagaimana menuju kesananya bagus,” tandasnya.
Makanya Jeneponto kita dorong menjadi wisata new episentrum, kata Devo, supaya menunjang daya tarik menuju kesana.
“Karena jarak ke Bira dari Makassar sekitar 4 jam, kan akan jauh lebih enak kalau dalam perjalannannya singgah d Jeneponto, atau dia singgah di Bantaeng sarapan atau makan, jadi belum terasa capek mereka sudah sampai di Pantai Bira Bulukumba,” tambahnya.
“Jadi kita dorong bagaimana wisatawan dalam perjalanan menuju tempat wisatanya tidak merasa capek dan bahkan dalam perjalanannya banyak sekali yang bisa dia lihat,” tutupnya.(Tribun-Timur.com)
Laporan jurnalis TribunBarru.com, Darullah, @uull.dg.marala.