PSM Makassar
Suporter Ingin PSM Terapkan Strategi Total Football, Minta Tiru Cara Robert Alberts & Miroslav Janu
PSM Makassar belum bisa memperbaiki performanya diseri keempat Liga 1 2021-2022.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar belum bisa memperbaiki performanya diseri keempat Liga 1 2021-2022.
Tiga pertandingan sudah dijalani di tangan pelatih baru, Joop Gall.
Dari tiga pertandingan yang dijalani bersama Joop Gall, PSM Makassar hanya mengumpulkan empat poin dari tiga pertandingan.
Hasil sekali menang, sekali imbang dan sekali kalah.
Baca juga: Klasemen Sementara Liga 1, Bhayangkara Pertama, Arema Kedua, Persib Ketiga & PSM Makassar Posisi 11
Baca juga: Nihil Tendangan Mengarah ke Gawang Dikri Arafah, Anco Jansen Cs Mati Kutu Lawan Persik Kediri
PSM tertahan di peringkat 11 dengan 24 poin. Tertinggal jauh dari Bhayangkara FC di puncak klasemen dengan 43 poin.
Menteri Litbangwas The Macz Man, Muh Rizki menilai karakter permainan PSM yang dikenal cepat dan kerja keras di lapangan itu tidak kelihatan sama sekali.
"Karakter permainan PSM selama musim ini tidak terlihat. Kesannya yang penting main 90 menit dan menyelesaikan pertandingan saja," ungkapnya melalui WhatsApp, Kamis (20/1/2022).
Lanjutnya, lini pertahanan PSM sedang tidak baik. Perlu dibenahi secepatnya.
Lalu coba mainkan strategi total football dengan permainan terbuka seperti saat PSM ditangani Robert Rene Alberts dan Miroslav Janu.
Untuk lini depan PSM, kata Rizki, sudah ada harapan dengan kembalinya Ferdinand Sinaga.
Hanya saja, komunikasi tim ketika pertandingan belum terjalin dengan baik.
Dampaknya, bola hanya berputar di lini kedua, gelandang dan penyerang sayap.
"Tidak ada suplei bola yang benar-benar menjadikan Ferdinand ini sebagai goal gatter di lini depan," katanya.
Padahal Ferdinad memiliki karakter striker petarung di depan gawang.
Pemain nomor punggung 6 ini senang dimanja dengan umpan-umpan lambung jarak jauh yang bisa beradu lari dengan pemain lawan.
Menurut Rizki, serangan Laskar Pinisi hanya selalu sampai di lini kedua. Jarang bola sampai ke lini depan. Penyebab koordinasi di lapangan kurang bagus.
"Koordinasi di lapangan juga masih belum bagus, terbukti bola selalu mati di lini ke dua. PSM jarang sekali dapat peluang bagus untuk cetak gol ke gawang lawan. Kalau tidak freekick, jatuhnya corner kick".
"Ini yang harus jadi catatan buat pelatih, Joop Gall," pungkasnya.