Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ferdinand Hutahaean

Ferdinand Hutahaean, dari WO Depan Jokowi, Ledek Ma'ruf Amin, Mundur, hingga Sebut 'Allahmu Lemah'

Fokus perhatian publik di Tanah Air sedang tertuju kepada Ferdinand Hutahaean (44), salah satu sosok kontroversial. Mantan politisi Partai Demokrat

Editor: Edi Sumardi
TWITTER.COM/@FERDINANDHAEAN3
Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean 

TRIBUN-TIMUR.COM - Fokus perhatian publik di Tanah Air sedang tertuju kepada Ferdinand Hutahaean (44), salah satu sosok kontroversial.

Mantan politisi Partai Demokrat itu baru saja menjadi tersangka dalam kasus dugaan ujaran kebencian dan penistaan agama.

Kini, dia ditahan di Rutan Bareskrim Polri, di Jakarta, sejak, Senin (10/1/2022) malam, setelah diperiksa selama beberapa jam oleh penyidik Bareskrim Polri.

Bukan sekali ini saja nama Ferdinand Hutahaean jadi sorotan.

Berikut deretan kontroversi pria berdarah Batak itu dalam beberapa tahun terakhir.

1. Walkout di hadapan Jokowi

Pada Maret 2018, Ferdinand Hutahaean juga sempat mendapat sorotan karena walkout atau WO saat Presiden RI, Jokowi atau Joko Widodo berpidato di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Kala itu, Ferdinand Hutahaean yang masih menjabat sebagai Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat beralasan bahwa dirinya kecewa terhadap Jokowi.

"Pada saat beliau pidato, saya memilih keluar dari ruangan. Itu adalah ekspresi kekecewaan saya dengan beliau yang tidak memenuhi janji politiknya pada saat pilpres dulu," kata Ferdinand Hutahaean kepada Kompas.com, Senin (12/3/2018).

Mantan relawan Jokowi di Bara JP ini menilai, banyak janji yang disampaikan Jokowi tidak terealisasi sebagaimana mestinya.

Misalnya, terkait utang luar negeri Indonesia yang kini membengkak.

"Beliau dulu menekankan akan menolak utang luar negeri, tapi sekarang utang kita makin menjadi-jadi," kata dia.

2. Singgung Ma'ruf Amin

Pertengahan Maret 2019 lalu, Ferdinand Hutahaean juga sempat membuat heboh jagat Twitter.

Melalui akun Twitternya kala itu, @Ferdinand_Haean, Ferdinand Hutahaean menulis "Infrastruktur langit untuk orang tua menuju akhirat".

Kicauan itu dianggap ditujukan untuk Ma'ruf Amin yang saat itu masih menjadi calon wakil presiden Pilpres 2019.

Pasalnya, Istilah infrastruktur langit dilontarkan oleh Ma'ruf Amin saat debat ketiga pilpres, 17 Maret 2019.

Istilah tersebut digunakan Ma'ruf Amin untuk merujuk pada proyek telekomunikasi Palapa Ring yang telah dibangun pemerintah guna mendukung bisnis digital.

Ferdinand Hutahaean membantah twitnya bermaksud untuk menghina Ma'ruf Amin.

Namun demikian, ia juga menyampaikan permohonan maaf terkait hal itu.

Ferdinand Hutahaean mengakui bahwa twit itu terinspirasi dari pernyataan Ma'ruf Amin.

Namun, ia mengaku pernyataan tersebut ditujukan untuk dirinya sendiri.

"Kalau merasa tweet saya itu menghina Ma'ruf Amin, saya minta maaf. Tapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan Ma'ruf amin. Sama sekali tidak terkait," ujar Ferdinand Hutahaean saat dihubungi, 19 Maret 2019.

3. Mundur dari Partai Demokrat

Pada Oktober 2020 lalu, Ferdinand Hutahaean mengumumkan dirinya mundur dari Partai Demokrat.

Keputusan itu disampaikan melalui akun Twitter-nya, Minggu (11/10/2020).

"Ya betul, saya memang telah resmi umumkan mengundurkan diri lewat akun Twitter saya," ujar Ferdinand Hutahaean ketika dikonfirmasi Kompas.com.

Ferdinand Hutahaean mengaku alasan pengunduran dirinya karena perbedaan prinsip dan cara pandang dengan sikap partai terkait isu-isu nasional, salah satunya mengenai Undang-undang (UU) Cipta Kerja.

Kala itu, Partai Demokrat menjadi salah satu partai yang menyatakan menolak pengesahan UU Cipta Kerja selain PKS.

Selain itu, Ferdinand Hutahaean mengaku memiliki perbedaan prinsip dengan cara pengelolaan partai yang membuatnya merasa tak nyaman lagi.

Hal ini pula yang memutuskannya untuk pergi dari Demokrat meski dirinya menjabat sebagai Kepala Biro ESDM Departemen VII Energi Sumber Daya Mineral di partai bintang mercy itu.

"Daripada jadi konflik di internal, lebih baik saya pergi dengan keyakinan prinsip politik saya bahwa kepentingan bangsa jauh di atas segalanya, termasuk di atas kepentingan politik kelompok. Maka saya bersikap untuk pergi dan mundur," kata dia.

Adapun Ferdinand Hutahaean bergabung dengan Partai Demokrat pada Mei 2017.

Jauh sebelum itu, dia merupakan pengurus Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP).

4. Tersangka penistaan agama

Penyidik Bareskrim Polri menetapkan Ferdinand Hutahaean tersangka dalam kasus dugaan ujaran kebencian dan penistaan agama.

Sejak, Senin (10/1/2022) pagi, Ferdinand Hutahaean diperiksa penyidik, di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, dalam kasus dugaan ujaran kebencian dan penistaan agama.

"Penyidik mendapatkan dua alat bukti sesuai dengan KUHP dan menaikkan status saudara FH ( Ferdinand Hutahaean ) dari saksi menjadi tersangka. Selanjutnya yang bersangkutan ditahan selama 20 hari di Rutan Mabes Polri," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.

Polisi menjerat Ferdinand Hutahaean menggunakan Pasal 14 ayat 1 dan 2 UU 1946 tentang Hukum Pidana, dan Pasal 45 ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 UU ITE.

Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean menulis kicauan melalui akunnya @FerdinandHaean3, "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela."

Namun, kicauan itu tersebut kemudian dihapus.

Kicauan Ferdinand Hutahaean memunculkan amarah publik hingga berung pada pelaporan kepada polisi.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved