Nestapa Eks Pegawai BPPT: Jokowi yang Beri Penghargaan, Kebijakan Joko Widodo Pula Menyingkirkan
Keberadaan Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN ) bentukan Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi membuat ratusan ilmuwan berstatus non-PNS
"Saya kira, tenaga-tenaga potensial atau sumber daya manusia yang potensial di republik ini harus dihargai sejarahnya dan perannya terhadap riset yang ada di Indonesia," kata dia.
“Meskipun tidak terlihat di media, atau terlihat di publik, tapi riset-riset yang ada itu juga saya kira membantu Indonesia lebih maju," ungkapnya mengatakan.
Pengabdian tak dianggap
Sejumlah perwakilan BPPT di Komnas HAM menyebutkan, desas-desus bahwa mereka akan dipaksa hengkang per 2022 sudah terdengar sejak lama.
Namun, hal itu tak menyurutkan tanggung jawab mereka terhadap pekerjaan-pekerjaan yang menanti.
Begitu pun Ishak.
Kapal yang ia nakhodai baru saja sandar di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, pada Kamis, 30 Desember 2021 setelah perjalanan melelahkan selama sebulan penuh keliling Indonesia.
“Kami berangkat sejak satu bulan lalu itu dari Selat Sunda, Samudera Hindia, lalu Malang, Denpasar, habis itu ke Sumba yang waktu itu gempa 7,5 skala Richter. Terakhir itu kami (berlayar) dari Sumba,” ujar Andika, salah satu teknisi ahli Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla) BPPT yang ikut dalam perjalanan tersebut, Rabu.
Di tempat-tempat tersebut, Andika dkk melakukan pemetaan sekaligus pemasangan alat-alat deteksi dini tsunami dan gempa.
Pekerjaan ini merupakan bagian dari proyek InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System – Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia) hasil pengembangan BPPT.
Proyek ini sangat krusial dalam mempercepat informasi peringatan dini potensi tsunami, menggunakan sensor di dasar laut guna yang melihat perbedaan-perbedaan tekanan air.
Data dari sensor itu lalu secara aktif dikirim ke buoy (pelampung) di permukaan laut melalui underwater acoustic modem.
Pelampung tersebut kemudian mentransmisikan data itu ke InaTOC (Indonesia Tsunami Observation Center – Pusat Pemantauan Tsunami Indonesia) di Jakarta.
“(Pemasangannya) sudah selesai semua. Sudah ada data gempa yang terkirim ke InaTOC di Thamrin itu. Jadi, kami pasang sudah langsung terhubung,” ujar Andika.
Usai merampungkan pekerjaan yang bisa menyelamatkan puluhan, ratusan, bahkan ribuan nyawa itu, Andika dan kolega hanya dapat mengambil napas panjang sesaat.