Ivan Gunawan Punya Spirit Doll, M Fuad Nasar Sebut Percaya Boneka Arwah itu Mengarah ke Syirik
Alam tunduk kepada manusia sebagai khalifah Allah di bumi, sedang manusia dan alam tunduk kepada Allah SWT.
TRIBUN-TIMUR.COM - Belakangan ini spirit doll atau boneka arwah yang menyerupai manusia banyak diperbincangkan.
Pasalnya, spirit doll kini tengah digandrungi sejumlah selebritas Indonesia.
Para selebritas merawat boneka itu layaknya seorang bayi yang hidup.
Beberapa dari mereka juga kerap membagikan momen saat merawat spirit doll melalui media sosial pribadinya.
Spirit doll milik mereka dari diberi aksesoris, digendong, hingga diberi pakaian, seolah merawat anak sendiri.
Seperti Ivan Gunawan, desainer dan pembawa acara Ivan Gunawan mengumumkan bahwa ia punya spirit doll.
Namun, ia menganggap boneka dimilikinya itu adalah bayi hidup.
Ivan Gunawan bahkan memberi nama dua boneka miliknya, yakni Miracle dan Marvelous.
Presenter sekaligus desainer ini juga tidak main-main ketika merawat dua bonekanya.
Ivan Gunawan membuat foto khusus untuk Miracle dan Marvelous.
Ia juga menyiapkan kamar khusus untuk dua bayinya.
Ivan juga memiliki cara khusus untuk merawat dua bayinya.
Setiap pagi, dua bayinya diajak berjemur hingga dibersihkan menggunakan kain.
"Ada babysitter masing-masing ya kan, kalau pagi harus dijemur, dilap," ujar Ivan.
"Bajunya juga baju tidur sama baju keluar harus beda, kalau dia habis dipegang orang, saya maunya dibersihin lagi," lanjutnya.
Kualitas pakaian yang diberikan Ivan untuk dua bayinya juga tidak sembarangan.
Ivan mengaku sengaja membeli pakaian mahal untuk Miracle dan Marvelous.
Tanggapan M Fuad Nasar
Lantas bagaimana tanggapan Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) M Fuad Nasar.
Ia mengatakan hal ini bertentangan nilai tauhid dan menurunkan nilai kemanusiaan.
“Mempercayai adanya unsur kekuatan gaib pada benda bikinan manusia atau benda alam berarti menurunkan nilai kemuliaan manusia, karena bertentangan dengan nilai tauhid sebagai asas keimanan kepada Allah Yang Maha Esa,” kata Fuad Nasar melalui keterangan tertulis, Kamis (6/1).
Selain itu, Fuad menilai, dalam tinjauan moderasi beragama, segala sesuatu yang merendahkan harkat, derajat, dan martabat kemanusian sebagai makhluk yang berakal harus dicegah.
“Manusia diciptakan sebagai makhluk paling tinggi dan paling mulia di antara seluruh ciptaan-Nya," tutur Fuad.
Fuad menjelaskan, spirit doll dan benda apapun tidak layak dipercayai membawa keberuntungan atau sebaliknya.
Hobi mengoleksi boneka sebagai karya seni dan mainan boleh-boleh saja, tapi tidak boleh lebih dari itu.
Lebih lanjut ia menilai, mempercayai adanya unsur gaib dalam spirit doll bisa mengarah pada perbuatan syirik.
"Manusia memiliki akal budi dan ilmu pengetahuan tidak seyognyanya terjerumus ke dalam perilaku yang mengarah pada syirik yakni menyekutukan Allah,” tuturnya.
Fuad menyatakan, dalam Alquran ditegaskan agar manusia hanya takut dan berharap kepada Allah, bukan kepada sesama ciptaan-Nya, apalagi benda yang dibikin oleh tangan manusia.
Fuad menjelaskan, di alam semesta hanya ada Allah SWT, alam, dan manusia.
Menyangkut hubungan ketiganya, menurut ajaran Islam, alam tidak bisa memberi pengaruh supranatural terhadap kehidupan manusia.
Alam tunduk kepada manusia sebagai khalifah Allah di bumi, sedang manusia dan alam tunduk kepada Allah SWT.
“Manusia tidak bisa menciptakan ruh atau nyawa, dan tidak bisa memberi atau memindahkannya kepada benda mati yang dibikin. Ruh atau arwah sepenuhnya urusan Allah dan sains modern tidak bisa menembusnya,” jelas Fuad.
Kata Cholil Nafis
Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah, Cholil Nafis memberi tanggapannya.
Menurut Cholil, mempunyai boneka tidak masalah.
Hanya saja boneka tersebut tidak boleh dipersepsikan sebagai tempat arwah.
"Punya boneka mainan itu boleh, tapi klo itu diisi atau dipersepsikan tempat arwah hukumnya tidak boleh memelihara makhluk halus," ungkapnya saat dihubungi oleh Tribunnews, Senin (3/12) lalu.
Selain itu, kata Cholil boneka juga tidak boleh disembah karena dalam Islam, hal ini adalah perilaku musyrik.
Tapi jika bermaksud berteman, berarti berteman dengan jin.
Cholil pun mengimbau pada masyarakat agak tidak terjebak dalam hal mistis.
Di sisi lain, sebaiknya uang yang dimiliki disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan.
"Agar masayarakat tak terjebak mistis dan menuhankan selain Allah. Baiknya, uang yang dimiliki disumbangkan kepada anak Yatim dan dlu’afa dari pada memelihara boneka yang mistis itu," tegas Cholil.(*)