Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Timor Leste

Terungkap Penyebab 4.000 Warga China Menetap di Timor Leste, Kini Nyaris Kuasai Plaza Timor

Salah satu yang menarik perhatian adalah ada 4.000 warga China yang pindah dan menetap ke Timor Leste.

Editor: Hasriyani Latif
Tribunnews
Bendera Timor Leste 

TRIBUN-TIMUR.COM - Usai lepas dari Indonesia, banyak warga asing yang pindah dan menetap di Timor Leste.

Salah satu yang menarik perhatian adalah banyaknya warga China yang pindah ke Timor Leste.

Sebanyak 4.000 masyarakat China pindah ke Timor Leste.

Kini terungkap alasan ribuan masyarakat China berbondong-bondong ke negara kecil itu.

Baca juga: Dulu Tentara Timor Leste Tak Pernah Diperhitungkan Dunia Tetiba Kerjasama Tentara AS, Untuk Apa?

Baca juga: Disuplai Langsung The Fed, Ini Alasan Timor Leste Pakai Dollar AS sebagai Mata Uang Resmi

Seperti diketahui, orang Timor Leste adalah keturunan dari tiga gelombang pendatang.

Gelombang pertama yang menetap di pulau itu terkait orang-orang Vedo-Australoid yang berhubungan dengan orang Sri Lanka, tiba antara 40.000 dan 20.000 SM.

Gelombang kedua dari orang-orang Melanesia sekitar 3.000 SM membawa penduduk asli, yang disebut Atoni, ke pedalaman Timor.

Gelombang orang-orang Melanesia diikuti oleh orang Melayu dan Hakka dari China selatan.

Untuk diketahui, salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Timor Leste adalah China.

Tak disangka, China rupanya juga menyediakan banyak biaya pembangunan bagi Timor Leste.

Pernikahan campuran orang Timor Leste dan Hakka di Timor Leste.
Pernikahan campuran orang Timor Leste dan Hakka di Timor Leste. (wikipedia)

Selain memberikan pinjaman utang dalam proyek Tasi Mane, diketahui ada 4.000 orang China yang menetap di Timor Leste.

Warga asal China tersebut mendirikan basis ekonomi, mulai dari skala kecil hingga besar.

Diwartakan South China Morning Post, di Plaza Timor, nyaris semua toko dan tempat perbelanjaan dimiliki oleh orang Tionghoa.

Salah satu pedagangnya bernama Ma Liyu, seorang wanita yang mengaku berasal dari kota Ningde di Provinsi Fujian, China.

Ma Liyu datang jauh-jauh ke Timor Leste untuk berdagang daun teh dan aksesoris handphone.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved