Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Khazanah Islam

Apakah Percaya Ramalan Cuaca Termasuk Syirik? Begini Penjelasan Buya Yahya

Mempercayai perdukunan jelas termasuk perbuatan syirik, beda halnya dengan mempercayai perkiraan cuaca yang didasarkan pada ilmu.

Editor: Hasriyani Latif
BMKG Sulsel
Gambaran prakiraan cuaca Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah IV Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM - Saat ini sejumlah wilayah kerap diguyur hujan.

Biasanya sebelum beraktivitas ke luar rumah, kita mengecek ramalan cuaca.

Jika memang berpotensi hujan lebat, terkadang kita menunda bepergian, apalagi yang sifatnya tidak begitu penting.

Lantas apakah mempercayai ramalan cuaca masuk dalam kategori syirik?

Apakah hukumnya sama ketika kita mempercayai dukun?

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan Buya Yahya.

Berdasarkan video yang diunggah di YouTube Al-Bahjah TV pada 15 November 2018, Buya Yahya mengungkapkan perbedaan antara mempercayai perkiraan cuaca dengan perdukunan.

Buya Yahya
Buya Yahya (Youtube Al Bahjah)

Mempercayai perdukunan jelas termasuk perbuatan syirik.

Beda halnya dengan mempercayai perkiraan cuaca yang didasarkan pada ilmu.

"Bedakan antara dukun dengan berita cuaca, kalau anda percaya pada dukun itu nggak boleh.

Datangnya kepada perdukunan itu menjadi sebab sholat kita ditolak," ujar Buya Yahya.

"Cuma kalau ramalan cuaca itu, bahasanya saja bahasa ramalan, makanya sekarang diubah dengan perkiraan cuaca, itu bahasa yang tepat," imbuhnya.

"Itu karena memahami hukum di alam ini, gambaran gamblang begini, habis mendung hujan, cuma mereka dengan ilmu tertentu tahu lebih dulu daripada kita," ungkap Buya Yahya.

Maka dari itu, Buya Yahya menyimpulkan bahwa kita boleh mempercayai ramalan cuaca.

Disebutkan Buya Yahya, mempercayai perkiraan cuaca tak termasuk syirik.

"Jadi mempercayai perkiraan cuaca itu boleh dan tidak masuk wilayah syirik karena itu adalah berdasarkan ilmu tentang hukum semesta alam," pungkasnya.

Ucapan Orang Indigo Bolehkah Mempercayainya?

Fenomena orang indigo memang telah berkembang luas di kalangan masyarakat Indonesia.

Orang indigo selalu dikait-kaitkan dengan kemampuan indera keenam.

Mereka yang indigo disebut memiliki kemampuan yang berbeda dengan orang-orang pada umumnya.

Cerita orang indigo terkait alam gaib kerap mencuri perhatian publik.

Bahkan, ada beberapa orang yang mempercayai cerita tersebut.

Lantas, bagaimana orang indigo dalam pandangan Islam?

Bagaimana jika orang indigo tersebut menceritakan mengenai nabi dan malaikat?

Apakah kita boleh mempercayainya atau justru dilarang?

Buya Yahya memberikan penjelasan terkait hal tersebut.

Hal itu seperti dilansir dari video yang diunggah di YouTube Al-Bahjah TV pada 14 Januari 2020.

Buya Yahya menegaskan umat Muslim memang diharuskan mempercayai adanya Nabi, malaikat hingga jin.

Pasalnya, hal itu telah tertuang dalam kitab suci Al Quran.

"Kita punya keyakinan bahwasanya tanpa orang Indigo saya percaya ada malaikat kok,

tanpa orang indigo saya percaya ada jin, tanpa diberitahu orang indigo, saya percaya Nabi Muhammad SAW," ujar Buya Yahya.

"Alam gaib itu memang ada, dan harus kita yakini karena Al Quran menyebutkannya.

Biarpun seumur hidup anda tidak melihat jin, anda wajib mempercayainya, kalau nggak kafir anda," imbuhnya.

Buya Yahya mengungkapkan kita tak wajib mempercayai ucapan orang indigo.

Pasalnya, tak ada yang bisa menjamin kebenaran dari ucapan orang indigo tersebut.

"Ada orang dibukakan oleh Allah untuk melihat itu semua, kalau ada orang ngaku benar enggaknya, anda nggak wajib percaya," ungkap Buya Yahya.

"Bisa saja halusinasi, dianggap nyata, dia sudah dikuasai pikiran macam-macam.

Biarkan orang indigo, jangan tanya kepada orang indigo," imbuhnya.

Kendati demikian, Buya Yahya tak menampik mungkin memang ada orang yang diberi kemampuan melihat alam lain berkat kekuatan ibadahnya.

"Orang yang dibukakan oleh Allah untuk melihat alam lain itu mungkin ada, tapi babnya bab kharomah, karena kesolehannya, keistimewaanya, kekuatan ibadahnya," pungkasnya.

(TribunnewsMaker.com/tiara)

Sumber: TribunNewsmaker
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved