Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

UMI

Profil Lengkap Prof La Ifa, Profesor Teknik Kimia Kedua di Indonesia Timur

Prof La Ifa menjadi profesor teknik kimia kedua di Indonesia Timur, setelah Prof Dr Ir Andi Aladin Mustamin MT IPM.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM/RUDI
Prof La Ifa dikukuhkan sebagai guru besar bidang Teknik Kimia di Al Aula Jibra, Kampus UMI, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Senin (20/12/2021). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSSAR - Prof La Ifa menjadi profesor teknik kimia kedua di Indonesia Timur, setelah Prof Andi Aladin Mustamin.

Gelar profesor secara resmi digunakan Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) ini setelah dikukuhkan, Senin (20/12/2021).

Rektor UMI, Prof Basri Modding mengukuhkan langsung Prof La Ifa di Aula Al Jibra, Kampus UMI, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar.

Pria kelahiran Buton, 31 Desember 1970 ini merupakan profesor ke-55 di UMI, dan yang kedua di FTI UMI.

Pengukuhan Prof La Ifa membawakan pidato dengan judul Pemurnian Crude Palm Oil (CPO) Menggunakan Bioadsorben Berbasis Bahan Halal.

Bioadsorben CC dapat mengurangi FFA CPO hingga 51,92% pada konsentrasi bioadsorben CC-N2OH sebanyak 3% pada waktu 120 menit.  

Persentase penurunan kadar FFA dan waktu kontak pun tergantung pada konsentrasi yang digunakan.  

Sabut jelapa dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas CPO yang diproduksi secara lokal dan halal.

Prof La Ifa berharap hasil temuannya itu bisa berguna dan bermanfaat kepada masyarakat luas.

Kepala Halal Center UMI ini juga berharap dosen lainnya juga bisa menyusul sebagai profesor bidang teknik kimia.

“Mudah-mudan dengan ini akan tumbuh banyak teman-teman untuk menjadi guru besar,” harapnya.

Rektor UMI, Prof Basri Modding menyampaikan selamat kepada Prof La Ifa atas pencapaiannya.

Prof Basri berharap bertambahnya guru besar ini bisa semakin meningkatkan peran UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwa.

Dirinya menuturkan bahwa menjadi guru besar bukan akhir dari karir suatu dosen.

Tetapi menjadi guru besar, lanjut dia, menjadi spirit dosen untuk menghasilkan karya-karya terbaiknya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved