Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Bulukumba

Bendungan Bayang-bayang Jebol, Petani di Gantarang Bulukumba Alami Krisis Air Butuh Perhatian Pemkab

Itu merupakan dampak dari jebolnya Bendungan Bayang-bayang, di Desa Gattareng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Saldy Irawan
tribun-timur/firki arisandi
Ribuan hektare lahan persawahan warga di Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), kini kekurangan air. 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Ribuan hektare lahan persawahan warga di Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), kini kekurangan air.

Itu merupakan dampak dari jebolnya Bendungan Bayang-bayang, di Desa Gattareng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Jika bendungan tak segera diperbaiki, maka petani terancam gagal tanam.

Sementara diketahui, Kecamatan Gantarang adalah pusat pertanian padi di Kabupaten Bulukumba.

Ada beberapa desa dan kelurahan yang terdampak, seperti Desa Padang, Desa Bontomacinna, Kelurahan Jalanjang hingga Kelurahan Mariorennu.

Salah satu petani yang terkena dampak adalah Rahman.

Rahman mengaku, jika debit air yang tersisa saat ini tidak cukup untuk digunakan oleh petani.

Bahkan ada yang sampai harus bermalam di sawah agar sawah mereka kebagian air.

"Bendungan jebol. Jadi berdampak ke petani, sekarang sudah mau memasuki musim tanam. Tapi air susah," beber Rahman, kepada tribun-timur.com, Sabtu (18/12/2021).

"Kalau ini terus dibiarkan, gagal tanam kita. Apalagi kalau tidak ada juga hujan," tambahnya.

Bendungan yang jebol tersebut membutuhkan anggaran perbaikan sebesar Rp43 juta lebih.

Nantinya bakal diperuntukkan membeli semen sebanyak 250 sak, pasir 15 mobil, dan juga batu pondasi sebanyak tujuh mobil.

Pengurus IP3A Mabbulosibatang, bahkan telah mengeluarkan surat pengumuman kepada seluruh petani.

Pasalnya, permintaan anggaran kepada pemerintah belum menemui titik terang.

Setiap petani di Kecamatan Gantarang, yang terdampak kerusakan irigasi tersebut diminta untuk membayar biaya perbaikan sebesar Rp50 ribu. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved