Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KPC PEN

Viral soal Virus Corona Varian Omicron Bikinan Pfizer dan WHO, Cek Faktanya

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo ), ada 29 unggahan dari 10 isu hoaks seputar Covid-19

Editor: Edi Sumardi
FREEPIK
Ilustrasi virus corona varian Omicron. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUN-TIMUR.COM - Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo ), ada 29 unggahan dari 10 isu hoaks seputar Covid-19 yang beredar selama seminggu terakhir.

Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kominfo Dedy Permadi menyebut, pihaknya merangkum sejumlah disimformasi yang perlu di Tangkal bersama.

Pertama, disinformasi CEO Biotech menolak divaksinasi Covid-19 karena alasan keamanan.

Hal itu disampaikan Dedy saat konferensi pers Menolak Hoaks Covid-19 #IndonesiaBisa yang disiarkan kanal YouTube Kominfo TV, Kamis (16/12/2021).

"Disinformasi ini ditemukan pada 9 Desember 2021," kata Dedy.

Kedua, Dedy mengatakan hoaks Pfizer dan WHO bekerjasama memunculkan varian Covid-19 Omicron sebagai hukuman untuk Afrika Selatan.

Ini ditemukan pada 10 Desember 2021.

Ketiga, lanjut Desy, disinformasi varian Covid-19 omicron hanya sebuah propaganda untuk memaksa penduduk Afrika divaksinasi disinformasi ditemukan pada 10 Desember 2021.

"Keempat disinformasi kata Omi pada penamaan Omicron adalah akronim untuk jenis penyakit jantung. Disinformasi ini ditemukan pada 11 Desember 2021," kata Dedy.

Kemudian, disinformasi supermarket di Jerman memasang pagar pembatas untuk memisahkan pengunjung yang sudah divaksin dan yang belum divaksin disinformasi. Ini ditemukan pada 11 Desember 2021.

Dedy juga mengingatkan kepada bahwa hari raya Natal tahun ini tidak dapat dilakukan seperti pada masa sebelum pandemi. 

Namun, hal tersebut jangan sampai meredupkan semangat dan makna hari besar tersebut tetap patuhi protokol kesehatan terutama dengan memakai masker dengan benar dan mohon patuhi kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Kami juga berharap masyarakat semakin bijak dalam memilah dan memilih informasi serta berpartisipasi aktif dalam menghentikan persebaran berita bohong terkait Covid-19," katanya.(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved