Khazanah Islam
Apa Itu Zodiak? Ustaz Abdul Somad dan Adi Hidayat Jelaskan Hukum Percaya Ramalan Zodiak dan Shio
Kalau memang sudah sesuai, dia cantik, keturunan orang kaya, nasabnya baik, bangsawan, maka pinanglah dia dengan bismillah.
TRIBUN-TIMUR.COM - Zodiak dikenal dengan istilah ramalan bintang.
Secara etimologi zodiak atau yang dalam bahasa Inggris disebut zodiac, berasal dari kata latin yaitu zodiacus yang berarti lingkaran hewan.
Hal tersebut yang menjadi latar belakang penggunaan nama-nama binatang untuk menamai zodiak.
Secara ilmiah, zodiak memiliki makna menyatakan suatu siklus tahunan dari dua belas wilayah sepanjang lingkaran ekliptik.
Lingkaran ekliptik sendiri merupakan suatu pola lintasan perubahan posisi matahari di angkasa.
Sebagian orang mempercayai ramalan Zodiak maupun Shio.
Kadang kala banyak yang melakukan sesuatu berdasarkan ramalan Zodiak dan Shio.
Misalnya dalam hal Jodoh, Rezeki, Keuangan dan lain sebagainya.
Nah, dalam Ramalan Zodiak dan Shio menggunakan hewan-hewan.

Simbol hewan itu melambangkan tahun, bulan dan waktu dalam astrologi Tionghoa.
Pada dasarnya hewan-hewan ini diambil melambangkan dua belas cabang bumi.
Lalu digabung bersama lima unsur membentuk satu periode 60 tahun.
Istilah shio dalam bahasa Indonesia adalah diambil dari lafal dialek Hokkian sheshio (Hanzi, pinyin: shengxiao) yang lazim dituturkan di Indonesia.
Seorang individu tidak saja memiliki satu shio bulan menentukan kehidupan seseorang.
Keduabelas shio bulan ditentukan oleh bulan kelahiran seseorang.
Nah, bagaimana hukum mempercayai ramalan zodiak dan shio dalam ajaran Islam?
Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Adi Hidayat tentang hukum percaya ramalan bintang dan shio.
Di suatu kesempatan Ustaz Abdul Somad juga pernah berbicara mengenai hukum ramalan.
Menurut Ustaz Abdul Somad, percaya kepada ramalan termasuk zodiak bintang merusak akidah kepada Allah SWT.
Ustaz Abdul Somad menyinggung soal Zodiak yang membuat seseorang batal menikah.
Seorang dengan Zodiak Taurus membatalkan pertungan dengan yang Zodiak Pisces.
Menurut Ustaz Abdul Somad, kepercayaan terhadap Zodiak ini akan merusak akidah.
"Ustadz Somad saya nampaknya membatalkan pertunangan saya. Nggak jadi nikah sama dia. Kenapa?," kata Ustadz Abdul Somad di Damai Indonesiaku, TVOne.
"Saya kelihatannya kurang cocok. Kenapa tidak sesuai ? Saya lahir bulan April bintang saya Taurus. Dia bintangnya Pisces, ikan. Ikan nampaknya nggak cocok sama kambing," lanjut Ustaz Somad.
"Nanti kambingnya masuk angin karena dekat ikan. Masih percaya kepada perbintangan, zodiak. Ini yang merusak aqidah," tegasnya.
Ia mengatakan, kalau memang sudah sesuai, dia cantik, keturunan orang kaya, nasabnya baik, bangsawan, maka pinanglah dia dengan bismillah.
"Yang mau menikah, jangan lihat lagi bintang-bintang, yang penting engkau istikharah. Salat di waktu malam," katanya.
Demikian pula mereka yang berbisnis, jangan lihat arahnya ke timur, ke barat, ke selatan.
Paling penting kemampuan, suka dan bisa.
"Yang penting kamu suka, kamu bisa, yang penting kamu mampu, kamu suka, berniat ibadah," katanya.
Ustaz Abdul Somad menegaskan segala ibadah kita dinilai dari Aqidah.
Sementara Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan semua jenis ramalan masuk dalam kategori syirik.
"Nggak boleh. Dilarang. Ingat ya, semua ramalan-ramalan tidak diperkenankan.
Bahkan di masa Nabi Muhammad SAW sangat dikecam.
"Banyak ayat turun, bahkan hadits-hadits keluar dengan keras dalam persoalan ini," kata Ustaz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menegaskan, kalau anda mau meramal sekarang, anda terlambat.
Zaman jahiliyah sudah banyak ramalan.
"Jadi kalau anda pengen meramal, maka anda berlomba dengan orang jahiliyah," katanya.
"Dan anda kalah cepat. Dulu metodenya banyak. Ada yang pakai burung. Burung dilepas namanya tatoyyur," jelasnya.
Ada juga yang menggunakan kayu dan dadu. Dukunnya kreatif. Itu sepekan sekali mereka mencari jimat.
"Nanti mereka juga akan lomba. Lomba tingkat dukun," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat mengingatkan, hal-hal yang semacam ramalan, baik sifatnya canda dan lain sebagainya, tinggalkan.
"Nggak ada manfaatnya," pungkas Ustaz Adi Hidayat.(*)