Tribun Pinrang
Ada Tembakan Peringatan saat Penangkapan Buronan Teroris Bom Katedral Makassar di Pinrang
Tepatnya di depan salah satu minimarket pada Senin, (6/12/2021) sekira pukul 21.00 Wita.
Penulis: Nining Angraeni | Editor: Saldy Irawan
TRIBUNPINRANG.COM, PINRANG - Penangkapan buronan bom Katedral Makassar, MS, (22), menghebohkan warga Jalan Bau Massepe, Kecamatan Wattang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Tepatnya di depan salah satu minimarket pada Senin, (6/12/2021) sekira pukul 21.00 Wita.
Menurut salah satu warga, Dewi, pada saat penangkapan itu sedang hujan.
MS juga sementara menunggu pembeli di dekat gerobaknya.
Namun, tiba-tiba ada tiga orang yang langsung membekuk MS.
Diduga tiga orang tersebut adalah anggota Densus 88 Anti Teror Polri.
"Saya kira awalnya itu penangkapan narkoba karena langsung diikat tangannya," kata Dewi kepada Tribun-Timur.com, Selasa, (14/12/2021).
Dikatakan, anggota Densus 88 sempat melayangkan tembakan peringatan satu kali.
"Awalnya saya suruh suami untuk pergi lihat. Tapi, pas menembak, saya dan suami langsung masuk ke rumah. Mungkin tembakan itu supaya warga tidak mendekat," katanya.
Selang beberapa menit, MS dibawa menggunakan mobil.
Namun, gerobak siomainya masih ada di depan minimarket.
"Waktu ditangkap itu gerobaknya ditinggal. Tapi, pas saya cek sekitaran jam 11 malam, gerobaknya sudah tidak ada," bebernya.
Menurut Dewi, MS memang baru-baru ini berjualan di depan minimarket.
"Baru satu atau dua minggu menjual siomai di situ. Saya sempat bilang ji ke suami kalau ada penjual siomai baru," ucapnya.
Dikatakan, MS berjualan siomai tidak menentu.
"Kadang sore dia jualan, kadang juga malam. Nah, pas ditangkap itu di malam hari," tuturnya.
Adapun ciri-ciri fisik MS, kata Dewi, tidak terlalu tinggi, kurus dan wajahnya agak pucat.
"Masih muda sekali orangnya," imbuhnya.
MS Tinggal Sendiri di Kost-Kostan
MS diketahui belum cukup satu bulan mengekos di Jalan Tirta Sawitto, Kelurahan Maccinnae, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang.
MS ditangkap saat sementara menjual di Jalan Poros Rappang-Pinrang, Sulawesi Selatan, pada Senin, (6/12/2021).
Sementara penggeledahan di kamar kos MS dilakukan pada Jumat (10/12/2021).
Istri pemilik kos, Ayu, mengatakan jarang berbicara dengan MS.
"Saya jarang lihat dia, karena dia kan sibuk jualan siomai. Biasa pagi sampai sore jualan. Kadang juga malam baru pulang," kata Ayu saat ditemui, Selasa, (14/12/2021).
Dikatakan, MS baru dua minggu mengekos di tempatnya.
"Sekitar dua minggu. Belum cukup satu bulan," katanya.
Ayu membeberkan terdapat tiga mobil yang datang di rumah kostnya itu saat penggeledahan kamar MS.
"Ada barang-barang yang diambil," ucapnya.
Namun, Ayu tidak mengetahui barang-barang apa saja yang diambil.
Informasi yang dihimpun dari penghuni kost, MS jarang bersosialisasi.
Rata-rata penghuni kost tidak akrab dengan MS.
Dikutip dari TribunJateng.com, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap MS (22), buronan tersangka teroris kasus bom Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Maret 2021 lalu.
MS ditangkap di depan minimarket di Jalan Poros Pinrang- Rappang, abupaten Pinrang, Sulsel, Senin (6/12/2021).
Hal tersebut dikatakan Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar, Senin (13/12/2021).
"Ya betul satu orang. Ini DPO (daftar pencarian orang-Red) bom Katedral Makassar, dari kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah)," ujar Aswin.
Menurut Aswin MS ditangkap di depan sebuah minimarket di Jalan Poros Rappang, Pareppare, Kabupaten Pinrang, Sulsel, Senin (6/12/2021). "Jadi minggu lalu ditangkapnya," katanya.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, MS merupakan pria kelahiran Kediri, yang berprofesi sebagai pedagang siomay.
"Tersangka merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah," katanya.
Dia terlibat dalam pengeboman di Gereja Katedral Kota Makassar, 28 Maret 2021 lalu.
Sejak kejadian itu, MS berstatus tersangka dan masuk DPO atau buronan.
Laporan wartawan Tribunpinrang.com, Nining Angreani