Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Samakan Persepsi Moderasi Beragama, Kemenag Sulsel Bekali Binmas & Babinsa Jaga Kerukunan Umat Umat

Kegiatan ini melibatkan 100 peserta, tidak sekedar unsur TNI dan Polri, tapi juga Penyuluh Agama, dan Ormas.

Editor: Saldy Irawan
tribuntimur.com
sosialisasi moderasi beragamaa 

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengajak para Babinsa dan Binmas menyatukan persepsi tentang moderasi beragama.

Salah satu caranya dengan menggelar penyuluhan moderasi beragama dan implementasinya, berlangsung di Golden Tulip, Kota Makassar, Rabu (8/12/2021).

Kegiatan ini melibatkan 100 peserta, tidak sekedar unsur TNI dan Polri, tapi juga Penyuluh Agama, dan Ormas.

Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Khaeroni mengatakan, untuk menghimpun berbagai masukan terkait potensi masalah dan usulan solusi penyelesaiannya dalam rangka mewujudkan harmoni dan kerukunan umat beragama di daerah masing-masing.

"Jadi peserta yang hadir ini masing masing aparat yang berasal dari seluruh kabupaten kota di Sulsel. Kita samakan pemahaman seperti apa moderasi beragama di Sulsel," ujar Khaeroni.

Ia menyebutkan moderasi dimaknai sebagai  sutu sikap dalam kehidupan beragama yang dilandasi pada nilai kemanusiaan. 

"Jadi moderasi beragama itu sangat penting, ini juga untuk memetakan dan mengidentifikasi isu-isu keagamaan yang terjadi di wilayah prioritas," katanya.

Kendati demikian, Khaeroni mengatakan bahwa masyarakat Sulsel itu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan hidup bereligius. 

"Nilai konstitusi, kearifan lokal dan agamanya sangat kuat. Sehingga ini yang membuat masyarakat kita hidup tentram damai," katanya.

Ia juga mengungkapkan, Sulsel menjadi apresiasi pusat atas kerukunan masyarakatnya.

Dengan dasar itu, Kemenag RI tahun 2022 mendatag menetapkan hadirnya tahun toleransi.

Turut hadir dalam kegiatan ini ulama Sulsel, yakni Mursyid Tariqah Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassariy, Syekh Sayyid Abd Rahim Assegaf Puang Makka.

Ulama yang akrab disapa Puang Makka ini membawakan materi tentang pendidikan karakter wawasan kebangsaan dan moderasi beragama.

Dalam paparannya, Puang Makka menyebutkan bahwa pentingnya moderasi beragama.

Moderasi beragama ini ada dalam bangsa yang besar dan kuat.

"Bangsa itu ada negara, ada government yakni pemerintah. Artinya apa, jika seseorang berani mengoyak-oyak bangsa dan urusan negara akan berhadapan masyarakat Indonesia dan TNI- Polri," katanya.

"Saya ceritakan sedikit pesan Abah saya saat itu waktu masih berstatus mahasiswa. Saya ditanya anakku Kau boleh demo, tapi jangan khianati bangsa," katanya.

Ia menambahkan Indonesia miniaturnya dunia internasional.

"Alasannya, kalau di dunia internasional ini banyak bahasa, tapi Indonesia 718 bahasa. Bandingkan Eropa bahasa Inggris satu, Arab satu, India satu, sedangkan Indonesia. Inilah kekayaan kita yang majemuk, dan bisa hidup rukun. Ini sangat luar biasa," katanya.

"Indonesia, alhamdulillah tuhan selalu meridhoi kita," tambahnya. (*)
 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved