Podcast PCPEN
Disdik Makassar Buat Terobosan Hibridisasi dan Smartboard
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Dinas Pendidikan Makassar melakukan terobosan bidang pendidikan.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 membuat berbagai sektor berubah, termasuk sektor pendidikan.
Kendati demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Dinas Pendidikan Makassar melakukan terobosan bidang pendidikan.
Pandemi Covid-19 mengubah sistem pembelajaran, awalnya dilakukan secara tatap muka, lalu menjadi daring.
Setelah kasus Covid-19 melandai dan Kota Makassar berstatus level dua, sekolah tatap muka akhirnya kembali digelar sejak 4 Oktober.
Namun, harus menaati sejumlah syarat dan prosedur. Di antaranya, hanya 50 persen peserta didik yang boleh tatap muka, harus menjalani vaksin dan jam pelajaran yang terbatas serta lain-lainnya.
Disdik Kota Makassar pun melakukan terobosan dengan program hibridisasi pendidikan.
Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Makassar, Nielma Palamba dalam Podcast PCPEN dengan tema Menjaga Pembelajaran Tatap Muka Tetap Aman, Senin (6/12/2021)
Nielma menjelaskan, hibridisasi itu penggabungan pembelajaran antara online dan offline, karena kita ini dibatasi. Hanya boleh 50 persen.
Pada saat di mulai pembelajaran tatap muka, beberapa sekolah sudah langsung mempraktekkan hibridisasi pendidikan dengan menggunakan teknologi smartboard.
“Smartboard itu pada saat gurunya mengajar, dengan teknologi itu anak-anak di rumah seolah-olah berada dalam kelas dan interaktif. Ketika menulis bisa langsung terbaca di smartboardnya. Jadi haknya sama, suasananya juga sama, seperti di dalam kelas dengan teknologi smartboard itu. Itu yang kami terapkan dengan hibridisasi pendidikan,” ungkapnya.
Namun, menjadi kendala adalah belum semua sekolah memiliki teknologi smartboard. Jadi masih ada secara manual bergantian datang ke sekolah.
Makannya, kedepan pengadaan alat ini akan diberikan kepada sekolah yang lain.
“Tahun ini hanya enam atau tujuh, salah satunya di SMP 6. Kemarin sudah disimulasi ketika di mulainya simulasi tatap muka. Kami sudah gunakan itu,” ucapnya.
Nielma berkata, hibridisasi pendidikan dan teknologi smartboard akan lebih ditekankan kepada peserta didik yang tidak bisa ke sekolah karena sakit.
“Dengan adanya hibridisasi dan teknologi smartboard ini sangat mendukung pembelajaran jarak jauh,” katanya.