Varian Baru Covid 19
Seperti Apa Varian Baru Covid-19 Omicron? Sampai-sampai Luhut Panjaitan Minta Masyarakat Tak Panik
Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat untuk tidak panik dengan munculnya varian baru Covid-19 yakni B.1.1.529 atau Omicron.
“Oleh karena itu, kita harus berhati-hati terhadap indikasi adanya kenaikan kasus dan mobilitas, terutama menghadapi periode Nataru supaya tidak terulang pembatasan sosial yang ketat,” ujar Luhut.
Potensi lonjakan kasus tersebut, menurut Luhut, harus dijadikan sebagai pengingat untuk lebih taat prokes dan 3T, bukan untuk menimbulkan kepanikan.
Luhut juga meminta masyarakat tak panik karena pemerintah telah memiliki aplikasi terintegrasi, yakni Peduli Lindungi yang perlu untuk terus ditegakkan penggunaannya.
"Saat ini, jumlah testing dan tracing kita pun sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan November tahun lalu."
"Tingkat vaksinasi kita juga sudah di atas 60 persen dibandingkan dengan tahun 2020 di saat program vaksinasi belum berjalan,” jelas Menko Marves itu.

Selain itu, Luhut menjelaskan penerapan PPKM yang terus dilakukan pemerintah di Jawa-Bali menunjukkan tren yang cukup stabil.
Hal ini dibuktikan dengan jumlah kasus covid yang terus terjaga pada tingkat yang cukup rendah. Kasus konfirmasi terus ditekan dan penurunannya ada di angka 99 persen sejak puncak kasus bulan Juli lalu.
Walaupun tren Covid-19 di Jawa-Bali cenderung stabil, Menko Luhut juga menjelaskan bahwa saat ini terjadi peningkatan nilai Rt (penambahan kasus aktif nasional).
"Spesifik di Jawa-Bali, peningkatannya terjadi 4 hingga 5 hari berturut-turut pada periode awal munculnya varian delta," ucap Luhut.
Ia menambahkan, berdasarkan hasil asesmen 27 November 2021 terdapat penambahan 23 kabupaten/kota yang masuk ke dalam level 2 dan sebanyak 8 Kabupaten Kota yang masuk ke dalam level 1.
Sementara, berdasarkan asesmen dari World Health Organization (WHO), 10 kabupaten/kota yang kembali ke level 2 diantaranya berada di wilayah Jabodetabek yang terjadi akibat turunnya angka tracing (penapisan) anggota aglomerasi di wilayah Jabodetabek.
(Tribunnews.com-Tribun-Timur.com)