PSM Makassar
PSM Makassar Pincang Hadapi Persela, Lini Pertahanan Mengkhawatirkan
PSM Makassar tampil pincang melawan Persela Lamongan pada pekan ke-15 Liga 1 2021-2022, Kamis (2/12/2021) pukul 21.30 Wita.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar tampil pincang melawan Persela Lamongan pada pekan ke-15 Liga 1 2021-2022, Kamis (2/12/2021) pukul 21.30 Wita.
Tiga pemain harus absen karena akumulasi kartu kuning.
Yakni penyerang Anco Jansen, bek tengah Hasim Kipuw dan bek sayap kanan, Zulkifli Syukur.
Sementara dua pemain lainnya, bek tengah Serif Hasic dan Yakob Sayuri terancam absen akkibat cedera.
Tentu ini menjadi kabar buruk bagi PSM. Apalagi Willem Jan Pluim cs berusaha bangkit.
Ingin akhiri tren negatif di empat pertandingan tanpa kemenangan. Dua kali imbang dan dua kali kalah.
Jika Serif harus absen, maka PSM mengalami krisis pemain bertahan, utamanya posisi bek tengah.
Sebab, hanya menyisakan Erwin Gutawa. Abdul Rachman Sulaeman belum pulih pula dari cedera.
Sementara pemain bertahan tersisa yaitu, Abdul Rachman, Dolly Gultom dan Syahrul Mustofa merupakan pemain berposisi bek sayap.
Hal ini membuat karateker pelatih PSM, Syamsuddin Batola harus memutar otak. Mencari pemain yang tepat untuk memperkuat lini pertahanan.
Apalagi di empat pertandingan terakhir, lini pertahanan PSM cukup riskan. Kerap membuat kesalahan yang berbuah gol.
Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar mengatakan, pemain bertahan PSM rajin membantu penyerangan.
Sayang, hal itu tak diikuti dengan pemain berposisi gelandang yang menutup posisi ditinggalkan oleh pemain bertahan yang membantu penyerangan.
Harusnya, kata dia, ada gelandang menutup posisi ditinggalkan.
“Tidak ada yang memback up di belakang, harusnya ada satu gelandang kalau pemain bertahan naik membantu serangan. Tapi tidak ada penggantinya, satu alternatif di belakang".
Kalau ada naik, bagaimana di belakang, karena dalam bermain sepak bola kita menyerang, tapi jangan lupa kita juga akan diserang,” ungkapnya pada Minggu (28/11/2021).
Dia menambahkan, ketika PSM mendapat serangan balik, para pemain memang kembali ke tempatnya, tapi tidak dengan posisinya lagi.
“Seperti pengambilan posisi, pemain sudah lama bermain tapi pengambilan posisinya kadang kala hilang. Jaga orang tapi tidak tahu bagaimana cara menjaganya,” tambahnya.
Dampaknya, gol yang dicetak Persipura lewat Yohanes Pahabol menit 33 itu karena pemain kehilangan posisinya.
“Kiper hilang posisi, stopper hilang posisi, sehingga pemain Persipura bisa lepaskan tendangan akurat karena terbuka. Hal-hal seperti itu harus diperhatikan. Ini belum ada perubahannya,” ungkap mantan asisten Pelatih Timnas Indonesia ini. (*)