PSM Makassar
Saran Syamsuddin Umar Buat PSM Makassar, Anco Jansen di Garis 16 dan Wiljan Pluim Diberi Ruang
Derby Indonesia Timur antara PSM Makassar dan Persipura Jayapura berkesudahan 1-1 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sudirman
Syamsuddin Umar menyebut lini pertahanan PSM rajin membantu penyerangan ketika bertemu Persipura.
Sayang, hal itu tak diikuti dengan pemain berposisi gelandang yang menutup posisi ditinggalkan oleh pemain bertahan yang membantu penyerangan.
Harusnya, kaya dia, ada gelandang menutup posisi ditinggalkan.
“Tidak ada yang memback up di belakang, harusnya ada satu gelandang kalau pemain bertahan naik membantu serangan. Tapi tidak ada penggantinya, satu alternatif di belakang".
"Kalau ada naik, bagaimana di belakang, karena dalam bermain sepak bola kita menyerang, tapi jangan lupa kita juga akan diserang,” ungkapnya.
Dia menambahkan, ketika PSM mendapat serangan balik, para pemain memang kembali ke tempatnya, tapi tidak dengan posisinya lagi.
“Seperti pengambilan posisi, pemain sudah lama bermain tapi pengambilan posisinya kadang kala hilang. Jaga orang tapi tidak tahu bagaimana cara menjaganya,” tambahnya.
Dampaknya, gol yang dicetak Persipura lewat Yohanes Pahabol menit 33 itu karena pemain kehilangan posisinya.
“Kiper hilang posisi, stopper hilang posisi, sehingga pemain Persipura bisa lepaskan tendangan akurat karena terbuka. Hal-hal seperti itu harus diperhatikan. Ini belum ada perubahannya,” ungkap mantan asisten Pelatih Timnas Indonesia ini.
PSM Terlalu Emosional
Pak Syam menyebut pemain PSM terlalu emosional untuk cepat mencetak gol. Padahal sepak bola itu, ada desain dan ritmenya supaya bisa lebih bagus.
Anak asuh Syamsuddin Batola terlalu banyak mendapatkan pula kartu kuning yang tidak perlu pada laga lawan Persipura.
Menurut dia, pelanggaran yang berbuah kartu kuning dilakukan jika pergerakan lawan bisa membuat gol.
“Kartu kuning ada lima bagi pemain PSM. Kartu kuning kelimanya itu sebenarnya tidak perlu. Pelanggaran yang berujung kartu kuning dilakukan kalau lawan dinilai bisa mencetak gol jika tak dilanggar. Ini tidak ada semua, rugi jadinya tim,” sesal mantan Kadispora Sulsel ini.
Sebanyak lima pemain Laskar Pinisi harus menerima kartu dari wasit Nusur Fadilah.