Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Hot Topic

Curhat Pemuda Medan Cari Ibu Kandung, 'Aku Gak Mau Ikut Dia Cuma Mau Tau Mukanya Saja'

Curhat pemuda asal Medan mencari ibu kandung. Tak sedikit warganet ikut haru mendengar pengakuan pemuda si pengunggah video.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Suryana Anas
Tangkapan layar TikTok
Curhat seorang warganet melalui akun TikTok menuai berbagai komentar. 

Bidan tersebut mengaku kalau ibu Subandrio dulunya seorang mahasiswi yang tengah mengandung tiba-tiba datang ke kliniknya.

Ketika itu kondisinya lemah, ia sedang hamil tua. Mahasiswi itu sedang mengandungnya bayi yang hendak melahirkan.

Ketika itu juga sang bidan mempertanyakan dimana suaminya, namun tak dijawab.

Atas dasar kemanusiaan dan sumpah seorang tenaga medis akhirnya wanita sekitar 20 an itu menjalani proses lahirnya di klinik milik Rosmalina Barus tersebut hingga akhirnya lahirlah Subandrio, bayi laki-laki yang kini telah dewasa.

"Kalau dari informasi ibu aku dulu itu mahasiswa, dia hamil 9 bulan, dia jalan nampak ada klinik masuk la dia dan pengakuan dari bidan itu sempat nanya mana suaminya gak mau Jawab. Jadi gak mau ditangani, cuma karena ada sumpah bidan gak mungkin gak dilayani," lanjutnya.

Lebih lanjut sang bidan menceritakan kepadanya, pascamelahirkan sang ibu meminta tolong agar dicarikan orang yang mau mengadopsinya hingga akhirnya orang tua yang saat ini membesarkannya mau mengadopsi Subandrio hingga dewasa.

Meski demikian, bidan tersebut enggan berterus terang siapa ibunya dan dimana keberadaannya saat ini.

"Orang tuaku sekarang ini gak punya anak jadi aku anak tunggal. Aku pengen tau, pengen ketemu aja namanya orang tua yang melahirkan," ungkapnya.

Saat ini Subandrio telah berusia 23 tahun. Hingga beranjak dewasa ia sama sekali belum pernah melihat wajah sang ibu.

Ia merasa tersiksa menahan kerinduan terhadap wanita yang mengandungnya selama sembilan bulan. Ia ingin mengenal dan melihat wajahnya.

Tak terkecuali sudah meninggal, ia ingin mengetahui dimana makamnya.

Subandrio pun kini hidup diambang kesulitan.

Ia tak bisa melanjutkan pendidikan sehingga Sekolah Menengah Pertama (SPM) pun tak tamat.

Orang tua angkatnya hidup pas-pasan. Sang ayah bekerja serabutan.

Sama halnya dengan Subandrio. Ia pun bekerja serabutan, kadang jadi kuli, kadang juru cuci mobil.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved