Tribun Wajo
VIDEO: Curhat Tukang Ojek Perahu di Sungai Walennae Selama Pandemi Covid-19
Khususnya yang berada di Kelurahan Salomenraleng dan Kelurahan Laelo, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Sudirman
Sebenarnya, sebelum menekuni ojek perahu, Sellang adalah nelayan di Danau Tempe.
Kondisi Danau Tempe yang mengalami krisis belakangan ini, jadi persoalan pelik bagi nelayan.
Jumlah ikan tangkapan kian berkurang. Berbagai faktor penyebab, mulai dari degradasi lingkungan, invasi ikan predator, dan pendangkalan permukaan danau.
Olehnya, untuk menutupi kebutuhan harian yang kian meningkat, nyambi jadi ojek perahu adalah pilihan.
Pada musim-musim tertentu sebelum pandemi, wisatawan cukup melonjak.
Seperti, ketika momentum Festival Danau Tempe, acara Maccera' Tappareng, serta lomba perahu naga..
Hal itulah yang membuat Sellang lebih mengutamakan menjadi ojek perahu, dan sesekali tetap mencari ikan di Danau Tempe.
Namun setelah pandemi melanda awal 2020 lalu, penumpang berkurang drastis.
Untuk menutupi kebutuhan harian, nyambi jadi nelayan adalah satu-satunya pilihan.
"Kalau kurang penumpang, itu saya jadi nelayan. Ambil ikan di Danau," katanya.
Sellang, yang sehari-hari melintas di Sungai Walennae, dan sesekali mengantar wisatawan ke Danau Tempe tentu punya berbagai pengalaman.
Beberapa kali saat memuat wisatawan mancanegara, mesin perahunya mati.
"Ada (pengalaman), biasa itu mesin macet, mogok, kehujanan di perjalanan. Turisnya baik, tidak marah," katanya.
Bantuan Selama Pandemi
Selama pandemi, Ruslan dan beberapa tukang ojek perahu di TPI 45 Tempe mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
"Ada bantuan dari pemerintah, ada uang, beras, sama itu indomie," katanya.
Namun, Ruslan menyebutkan, bantuan berupa uang tunai sangatlah bermanfaat. Mengingat ada banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi.