Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Laga Pembuktian Anco Jansen Sebelum Didepak dari PSM Makassar

Pertandingan PSM Makassar vs PSS Sleman jadi laga pembuktian bagi striker, Anco Jansen.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sudirman
Media Officer PSM
Striker PSM Makassar, Anco Jansen 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pertandingan PSM Makassar vs PSS Sleman jadi laga pembuktian bagi striker, Anco Jansen.

Pemain berpaspor Belanda ini menjadi sorotan. Pasalnya, enam pertandingan dijalani tanpa mencetak gol sebiji pun.

Anco Jansen terakhir kali mencetak gol ketika melawan Persik Kediri di pekan keempat Liga 1 2021-2022.

Sejauh ini mantan striker NAC Breda ini telah mencatatkan tiga gol dari 10 pertandingan.

Jumlah ini terbilang sedikit, lantaran menit bermain Anco Jansen mencapai 870 menit.

Jika Anco Jansen tak memperbaiki performanya, posisinya bisa saja terancam. 

Digantikan oleh striker lokal, seperti Azka Fauzi dan Saldi Amiruddin.

Tak hanya itu, dia bisa saja dilepas pada bursa transfer Liga 1 yang akan dibuka pada 15 Desember 2021.

Pengamat sepak bola, Assegaf Razak menilai lini serang PSM masih menjadi persoalan.

Penyerang PSM masih mini dalam urusan mencetak gol.

"PSM tak punya striker murni," katanya melalui sambungan telepon, Rabu (17/7/2021).

Berbeda dengan Assegaf, Muhammad Hanafing Ibrahim justru menilai menyebut Anco Jansen masih butuh waktu adaptasi

"Pemain asing itu tak ada yang langsung bisa adaptasi, butuh waktu," katanya melalui sambungan telepon, Sabtu (13/11/2021).

Dia mencontohkan ketika menukangi PSM. Kala itu pemain asal Brazil, Claudio Pronetto didatangkan.

Pronetto memiliki skill bagus, tapi butuh waktu enam sampai delapan bulan baru bisa adaptasi di tim.

Sebab, jika di Indonesia waktu menunjukkan sore hari, di tanah kelahirannya, Brazil baru tengah malam dan merupakan waktu istirahat.

Begitu pun dengan pemain asal Eropa, seperti negara Belanda. Butuh adaptasi cuaca dan iklim di Indonesia.

Pemain harus adaptasi cuaca panas di Indonesia.

Belum lagi, tambah Hanafing, adaptasi tim, pola main dan karakter bermain. Setiap tim punya karakter bermain, seperti PSM.

Ada pemain terbiasa dengan pola 4-4-2, tapi di PSM memakai pola 4-3-3, ini perlu juga adaptasi.

"Ini semua perlu adaptasi," jelas pria berusia 58 tahun ini.

Namun ungkap dia, ada pula pemain yang cepat beradaptasi. Contohnya, Cristian Gonzales.

Ketika didatangkan, dia langsung cocok dengan permainan PSM.

Dilain sisi ada pemain butuh waktu. Semua ini kembali ke peran pelatih.

"Bisa tidak meramu tim yang ada, membuat sistem yang bagus sehingga suasana tim bisa kompak dan paham dengan yang diinginkan," ungkap mantan pemain Timnas Indonesia ini.

Hanafing menjelaskan, pemain asing harus diberikan kesempatan.

Tidak bisa hanya dua, tiga hari langsung hebat. Semua butuh waktu.

"Makanya tim hebat itu adalah tim yang terbina dalam jangka waktu lama, satu atau dua tahun," jelasnya.

Berkaca dengan tim Eropa seperti Liverpool dan Manchester City. 

Liverpool dibawah asuhan Jurgen Klopp butuh waktu dua tahun untuk mengangkat trofi.

Begitu pun dengan kedatangan, Pep Guardiola di Manchester City.

"Butuh proses, klub Eropa saja yang memiliki pemain hebat butuh dua tahun baru bisa bagus," ujarnya.

Anehnya di Indonesia, kata dia, pelatih baru menukangi tim enam bulan sudah langsung dipecat.

"Belum adaptasi, ketika datang pemain sudah ada, langsung dipecat. Kan sudah banyak jadi korban".

"Kan repot, karakter pemain beda dengan yang diinginkan oleh pelatih. Makanya kalau mau bagus, tim harus jangka panjang," pungkas Hanafing.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved