Tulehu Negeri Sepak Bola
Di Tulehu Negeri Sepak Bola, Bayi 7 Hari Diakikah dengan Rumput Lapangan Bola
Namun di gugus pulau Maluku, Indonesia, ada kampung pesisir kecil dan terpencil bernama Tulehu. Secara konsisten dalam 50 tahun terakhir, negeri
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
Jika ingin menyaksikan gairah sepak bola di Tulehu, datanglah selepas shalat ashar.
Beberapa garis pantai pasir putih di Tulehu akan penuh dengan pemain sepak bola muda.
Sehabis shalat ashar, orangtua, kakek dan kakak akan membonceng anak usia SD dan SMP ke lapangan kampung, Matawaru.
Saat Tribun-Timur.com bertandang ke lapangan itu, legenda Persebaya Surabaya era 1990 dan 2000-an, Rachel Tuasalamony, sedang memimpin laga eksebisi usia 13-15 tahun.
Laga itu mempertemukan PS Tulehu Putra junior dengan PS Mandiri Liang, team junior dari kampung tetangga.
Rachel mengaku merasa lebih hidup jika mendengar anak asuhannya dibidik klub level kabupaten, provinsi, dan klub profesional liga II dan Liga I Indonesia.
“Kalau kita mau hiburan yang ke pinggir lapangan ini,” kata Aminah (38), pemilik kedai kopi di sebelah barat kuburan dan lapangan Matawaru.
Tulehu sepertinya ditakdirkan jadi negeri bola kaki.
Di desa pesisir antara Selat Haruku, Saparua dan Pulau Seram, Maluku Tengah ini, kaki dan bola adalah hidup hingga mati.
Anak lelaki di usia tujuh hari, langsung injak rumput kuda.
Itu akikah ala Negeri Sepak Bola.
Hajatannya usai ritual potong ujung rambut.
Rumput padat dari lapagan dicuci bersih. Air dari kepala air Wailatu. Rumput masuk baskom.
Saat kedua kaki balita direndam, ritual tua itu rampung.
"Kata nenek-nenek kami, rumput kuda itu tak ada matinya, dan bisa tumbuh di mana saja,” kata Syam Tuasalamony, kepada Tribun-Timur.com, Jumat (5/11/2021).
Warganya dimakamkan hanya 5 meter dari lapangan sepak bola.
Kematian (laiknya) dan kehidupan di Selat Haruku dan Saparua ini mereka persiapkan.
Semua untuk kehormatan dan sepakbola.
Hidangan makan malam hajat rakyatnya adalah Morea (Muraenidae C).
Ini belut raksasa licin khas muara Gunung Salahutu.
Tulehu adalah salah satu habitat belut air payau.
Lahir di laut, cari mangsa di anak sungai.
Kolam Morea di kepala air sungai jernih Tulehu adalah obyek wisata penghasil ‘devisa desa’.
Saban akhir pekan, ratusan pendatang dari Ambon bergembira di sini.(*)